Pengaruh peradaban global dapat membawa dampak buruk bagi tumbuh kembang seorang anak dalam menyiapkan sebuah generasi emas yang memiliki akhlak mulia pada tahun 2045 mendatang sekaligus memperingati 100 tahun Indonesia merdeka.
Guna menyiapkan hal tersebut ada tiga hal karakteristik yang harus dipersiapkan para guru dalam mendidik para siswanya, yakni memupuk rasa toleransi, berwawasan global, dan memiliki tingkat keimanan yang tinggi.
“Hal tersebut yang harus kita bangun terus-menerus kepada para siswa agar mereka menjadi generasi Rahmatan Lilalamin”, tutur M. Nuh ketika memberikan pembekalan kepada 400 guru KKG PAI , Sabtu (14/11) di gedung aula SMKN 6.
Menteri pendidikan era presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerangkan ada tiga penyakit sosial yang abadi di tengah-tengah masyarakat modern saat ini yakni, kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan. Menurutnya, salah satu penanganan yang tepat yakni melalui pendidikan.
Melalui pendidikanlah, dapat menjangkau yang tidak terjangkau, selain itu pendidikan juga dapat memotong mata rantai kemisikinan.
“Pendidikan adalah sistem rekayasa sosial terbaik untuk meningkatkan kesejahteraan, harkat dan martabat manusia”.
M. Nuh menyampaikan bonus demografi dari bertambahnya jumlah penduduk menghasilkan semakin banyak usia produktif yang siap sebagai pembawa perubahan dalam mewujudkan generasi emas 2045 mendatang.
Oleh karena itu dalam mewujudkan generasi emas 2045, dibutuhkan sebuah kreatifitas dalam menciptakan sebuah pembelajaran yang terfokus pada sebuah strategi pengembangan pendidikan dalam delapan standard nasional pendidikan.
Karakteristik dasar generasi emas ialah memiliki kompetensi sikap (attitude) baik spiritual maupun sosial yang diwujudkan dengan sikap jujur, disiplin, bersih dan empati. Siswa juga harus diarahkan untuk memiliki kompetensi keterampilan (skills) yang meliputi, sikap kreatif-inovatif dan entrepreneurial.
M. Nuh menambahkan, selain kompetensi sikap dan keterampilan siswa juga harus dibekali dengan kempetensi pengetahuan dan didukung dengan memiliki wawasan global serta pantang menyerah di segala kondisi.(Humas Dispendik Surabaya)