Sekitar 500 Pelajar Pejuang Nusantara dengan berpakaian adat tiap-tiap daerah di Indonesia menyusuri Jl Tunjungan–Jl Gubernur Suryo–Jl Yos Sudarso–Jl Jaksa Agung Suprapto dan finish di Taman Surya (Balai Kota Surabaya). Mereka berasal dari para perwakilan para pelajar SMP dan SMA se-Surabaya yang turut menyemarakkan Parade Surabaya Juang yang digelar setiap tahunnya oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam memperingati hari Pahlawan 10 November.
Kepala Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya mengungkapkan, kegiatan parade juang dengan melibatkan para pelajar merupakan sebuah hal yang positif dalam memberikan pendidikan karakter terhadap para siswa, dengan demikian para siswa dapat memaknai sejarah sekaligus menjalin persatuan dan kesatuan dengan pelajar lainnya.
Parade Juang 2015 turut disemarakkan oleh berbagai komunitas pecinta sejarah mulai dari Bandung, Jakarta, Medan, Bali, Yogyakarta, dan beberapa kota di Jawa Timur yang akan turut serta melakukan teatrikal Perang 10 November.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya, Wiwik Widayati saat melakukan konferensi pers di Kantor Bagian Humas Pemerintah Kota Surabaya kemarin (6/11). Wiwiek menyebutkan, sedikitnya akan ada 26 partisipan dari berbagai instansi serta komunitas yang akan turut bergabung dalam rombongan pawai parade Surabaya juang.
“Parade Surabaya Juang akan dimulai dari Tugu pahlawan, dan akan berakhir di Taman Surya. Pawai sepanjang 3,3 kilometer ini akan dimulai dengan teaktrikal perang di Viaduk Tugu Pahlawan, Alun – Alun Contong, perang heroisme tokoh Madun di Kawasan Siola, dan perang 10 november 1945 di depan Gedung Negara Grahadi, dan berakhir di Taman Surya,” imbuh Wiwiek.
Herry Lentho selaku ketua komunitas surabaya juang menambahkan, teatrikal akan dibantu oleh komunitas pecinta sejarah Roodebrug Soerabaia. Nantinya, komunitas Roodebrug Soerabaia tersebut akan memberikan replika plakat prasasti perang alun-alun contong yang hilang akibat tangan jahil pihak yang tidak bertanggung jawab.
Acara yang rencananya diikuti sekitar 5.000 peserta ini juga merupakan peringatan bahwa kemerdekaan Republik Indonesia bukan semata-mata pemberian dari Jepang. Namun, merupakan perjuangan dari arek-arek Suroboyo.
“Kami mendapat bantuan 10 kendaraan tempur dari 084 Baskara Jaya, serta komunitas pecinta sejarah yang datang dari Kota Bandung juga membawa tank jenis dingo bekas penjajah yang telah direkondisi. Selain itu, akan ada iring-iringan laskar sepeda kuno, dan mobil kuno. Untuk membakar semangat para peserta pawai, akan diiringi musik dari pasukan drum band,” imbuh Herry.
Sementara itu, Yusril dan Bilqis peserta Pelajar Pejuang Nusantara mengaku bangga sekaligus senang dapat mengikuti gelara Parade Juang 2015, pelajar yang mengenakan pakaian adat asal Sumatera Utara dan Lampung mengungkapkan selain mengenalkan kebudayaan daerah kepada masyarakat, juga sekaligus mengenang pertempuran sengit Arek-Arek Suroboyo dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah.
“Ini kesempatan langka dan tidak akan kami sia-siakan”, tutur Yusril pelajar asal SMPN 26. (Humas Dispendik Surabaya)