Sebanyak lima pelajar SMA berprestasi yang menjadi juara di berbagai kategori dalam lomba pelajar prestasi tingkat Provinsi Jawa Timur, hari ini (09/09) bertemu dengan Kepala Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya Dr. Ikhsan, S. Psi, MM. Mereka diantaranya, Ramadhan Setyo A. W dari SMAN 11, M. Iqbal Adi dari SMAN 5, Dea Puspita P dari SMAN 5, Marvel Wijaya dari SMA Gloria, dan Jerome Polin dari SMAN 1. Dari kelima pelajar tersebut dua diantaranya akan mewakili Jawa Timur pada tingkat Nasional. Dua pelajar SMA tersebut yakni M. Iqbal Adi dari SMAN 5 dan Marvel Wijaya dari SMA Gloria.
Dihadapan pelajar SMA berprestasi tersebut, Ikhsan menyampaikan peningkatan mutu dan kualiatas para siswa dalam mencapai sebuah keberhasilan tidak hanya dilihat dari factor akademisnya saja namun factor non akademis menjadi sebuah perhatian penting dalam menjadikan pendidikan Surabaya menjadi lebih baik.
Menurutnya, kesuksesan dapat diraih oleh setiap anak dengan belajar dengan giat, mampu berkomunikasi yang baik, serta mampu mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki.
“Kalian berlima ini ilmunya sudah komplit, tinggal melakukan pengimbasan kepada siswa lainnya”.
Mantan Kepala Bapemas dan KB ini menuturkan ke depan para siswa-siswa cemerlang ini mampu memotivasi siswa-siswa lainnya untuk terus berprestasi baik dalam bidang akademis maupun bidang non akademis, dengan demikian akan menambah daftar pelajar prestasi Surabaya.
Sementara itu, Marvel salah satu pelajar SMA berprestasi yang akan maju ketingkat Bakorwil Jatim terlebih dahulu menuturkan melalui bakat pidato dalam berbahasa inggris menjadikan didirinya masuk ke dalam lima besar siswa SMA berprestasi tingkat Jawa Timur.
Tema yang diangkat Marvel pada berbagai kompetisi ialah tentang bahaya eksploitasi kelautan dengan cara-cara yang tidak benar, seperti menangkap ikan menggunakan pukat harimau yang dapat berdampak pada kestabilan ekosistem hayati laut. Rusaknya terumbu karang akibat eksploitasi yang berlebihan menjadi sebuah keprihatinan bersama untuk saling menjaga kelestarian alam.
“Tidak ada persiapan khusus, kami lebih sering membaca koran untuk mengasah kemampuan”.
Iqbal salah satu kandidat lainnya yang mewakili Surabaya dalam pelajar SMA berprestasi menambahkan kemampuannya untuk merubah pola pikir siswa terhadap kegiatan negatif selama pelaksanaan Ospek atau yang lebih dikenal di Surabaya dengan istilah LOS menjadi modal utama untuk melaju ke babak salanjutnya.
Ide-ide kreatif tentang berbagai kegiatan LOS ia tuangkan melalui media sosial yang saat ini menjadi daya tarik pelajar Suraabaya lainnya. (Humas Dispendik Surabaya)