Dalam hitungan bulan, warga Kota Surabaya akan menyongsong misi bersejarah bernama Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada Desember 2015 mendatang. Warga/perusahaan dari negara ASEAN akan leluasa masuk ke Surabaya sehingga persaingan ekonomi akan terbuka lebar. Risikonya hanya ada dua: menjadi pemenang atau penonton. Karenanya, peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke-70 Republik Indonesia, hendaknya menjadi momentum bagi warga Surabaya untuk mempersiapkan diri agar menjadi pemenang di kota sendiri. Caranya melalui kerja keras dengan keihklasan seperti yang ditunjukkan para pahlawan dalam meraih kemerdekaan dulu.
Pesan itu disampaikan Wali Kota Surabaya Tri Rismarini ketika menjadi inspektur upacara di upacara HUT Kemerdekaan ke-70 RI di halaman Taman Surya, Senin (17/8/15). Peringatan HUT RI tahun 2015 bertema “Ayo Kerja” tersebut dihadiri duta besar negara sahabat, jajaran DPRD Surabaya, veteran pejuang, dan juga tokoh masyarakat.
Disampaikan wali kota, MEA perlu disikapi serius. Sebab, bila kalah bersaing dalam MEA, risikonya sama dengan seperti kembali terjajah. Bedanya, penjajahan era sekarang terfokus pada bidang ekonomi. “Risikonya sama saja dengan kita dijajah kembali. Karena itu, kita tidak boleh jadi penonton di kota sendiri,” tegas wali kota.
Menurut wali kota, Pemerintah Kota Surabaya telah melakukan berbagai upaya untuk memastikan warga Kota Pahlawan siap menghadapi persaingan dengan warga negara lain yang akan masuk ke Indonesia, termasuk ke Surabaya dalam koridor persaingan ekonomi. Diantaranya menjamin anak-anak Surabaya mendapatkan pendidikan. Bahkan, selama tiga tahun terakhir, jumlah anak-anak berprestasi di Surabaya semakin meningkat.
Pemkot Surabaya juga telah memiliki Rumah Bahasa di Balai Pemuda yang menjadi tempat warga dari segala profesi untuk belajar bahasa asing secara gratis. Termasuk juga menggelar sertifikasi pekerja. Serta, membangun beberapa infrastruktur berupa jalan-jalan baru demi meningkatkan investasi masuk ke Surabaya yang berarti menyediakan lapangan kerja baru.
“Saya mengajak warga Surabaya menyatukan tekad untuk terus membangun Surabaya. Saya juga berpesan khusus kepada anak-anak Surabaya untuk tidak mudah menyerah karena tidak ada yang tidak mungkin. Semoga penghargaan yang telah kita raih, bisa menginspirasi anak-anak dan semua warga Surabaya,” sambung wali kota.
Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Tri Rismaharini menyerahkan piala penghargaan Indonesia Kota Cerdas yang diterima Pemkot Surabaya pada Kamis (13/8) lalu kepada Ketua DPRD Surabaya, Armudji. Penghargaan yang menunjukkan ‘kecerdasan’ Kota Surabaya meliputi aspek ekonomi, sosial dan keaktifan warganya tersebut diserahkan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta.
Sebelumnya, wali kota menyematkan tanda jasa Satya Lencana Karya Satya kepada tiga orang pegawai negeri sipil Pemkot Surabaya yang telah mendarmabaktikan hidupnya di lingkungan Pemkot Surabaya. Mereka yakni Djoko Suwito, staf Inspektorat yang menerima Satya Lencana Karya Satya 30 tahun, dr Ita Puspita Dewi yang bertugas di RSUD dr Soewandhie, menerima Satya Lencana Karya Satya 20 tahun. Dan, Bagus Supriyadi, Kepala Seksi Program Satpol PP Kota Surabaya yang menerima Satya Lencana Karya Satya 10 tahun.
Di akhir sesi upacara Wali Kota Tri Rismaharini juga memberikan penghargaan kepada warga Surabaya yang berprestasi. Diantaranya untuk Universitas Negeri Surabaya yang diterima Pembantu Rektor II Tri Rahatmolo atas prestasi sebagai juara I Lomba Eco Campus Kota Surabaya 2015. Lalu, Pondok Pesantren Darus Salam atas prestasi sebagai juara I Lomba Eco Pesantren Kota Surabaya 2015. Juga relawan di Rumah Bahasa yakni Muhammad Idris (relawan bahasa Inggris), Cicilia Tantri Suryawati (relawan bahasa Jepang), Huadyanto (relawan bahasa Mandarin).
Acara ditutup dengan pertunjukkan kolaborasi Tari Perjuangan yang dibawakan oleh 500 siswa mulai dari jenjang SD, SMP, SMA dan SMK se-Surabaya dengan para prajurit TNI serta pertunjukkan paduan suara yang dibawakan langsung oleh para siswa-siwi SMPN 26. (Humas Dispendik Surabaya)