Keberhasilan implementasi kurikulum 2013 di sekolah inklusif di SDN se Surabaya dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya sarana dan prasarananya persiapan pendidik, serta dukungan orang tua dan masyarakat. Oleh karena itu guru pendamping khusus, kepala sekolah dan guru reguler perlu diberi bekal dengan kompetensi dalam mengimplementasi kurikulum 2013.
Sebagai bentuk pengembangan pendidik, tanggal 31 Juli s.d tanggal 4 Agustus 2015 bertempat di Hall SDN Kebonsari 1 Surabaya, sejumlah 180 orang yang terdiri Kepala Sekolah, Kelompok Kerja Guru Inklusif, dan Guru Reguler dari 50 SDN Inklusi Surabaya dan 1 SDN Surabaya mengikuti Workshop “Mempelajari Perkembangan Peserta Didik Bagi Pendidik di sekolah Dasar Negeri Inklusif” yang diselenggarkan oleh Dinas Pendidikan Kota Surabaya bersama Forum Komunikasi Kepala Sekolah Inklusif Kota Surabaya dan Kelompok Kerja Guru Inklusi Surabaya.
Dalam Sambutannya, DR Ikhsan, M.Psi selaku kepala dinas pendidikan, sangat mengapresiasi gagasan dan pelaksanaan program yang dirancang oleh FKKSI dan KKG Inklusif Surabaya. Besar harapan bahwa setiap tahun akan terus bertambah sekolah sekolah inklusi mulai dari jenjang SD hingga SMA/SMK. Dengan kegiatan ini, agar kemampuan para pendidik dalam mendampingi peserta didik khususnya Anak Berkebutuhan Khusus di sekolah masing masing.
Kegiatan Workshop kali ini, dengan narasumber Dra Meirrina, P. Si M.Si, Dra. Retno Lukitoningsih, Kons dan Syaiful Bachri, Cht, menitik beratkan pengembangan pendidik secara psikologi dan konselor.
Menurut, Dra. DTK Oetami, MM, selaku ketua Forum Komunikasi Kepala Sekoalah Inklusif Suarabaya, kegiatan ini sangat membantu kami sebagai pendidik, selain materi yang didapat, kita dapat langsung praktek untuk observasi langsung kepada peserta didik. Dan dapat langsung dikembangkan di sekolah asal.
Dalam praktek pengamatan Observasi Multiple Intelligence yang dilakukan peserta workshop, banyak temuan temuan yang menarik dan memerlukan pengamatan terus menerus. (Humas Dispendik Surabaya)