Keberhasilan Surabaya dalam melakukan peningkatan mutu dan kualitas pendidikan tidak lepas atas peran serta semua pihak, mulai dari tingkat pemerintahan sampai pada guru dan siswa di sekolah, menjadi daya tarik tersendiri bagi peserta Diklat Kepemimpinan (Diklat Pim) III dan IV Kabupaten Minahasa Tenggara untuk lebih dalam mengkaji berbagai inovasi pendidikan di Surabaya.
Kemarin sore (27/07) bertempat di ruang Kartini kantor Dispendik Surabaya rombongan peserta Diklat Pim III dan IV Kab. Minahasa Tenggara diterima langsung oleh Sekretaris Dispendik Drs. Aston Tambunan, M. Si didampingi oleh Kabid. Kesenian, Olahraga, dan PLS Drs. Dakah Wahyudi dan Kasi Kurikulum Pendidikan Dasar Munaiyah, M. Pd.
Pada kesempatan ini, Aston mengemukakan selama kurun waktu beberapa tahun ini, Dispendik telah melahirkan berbagai inovasi di bidang pendidikan. Menurutnya ada dua belas inovasi program pendidikan di Surabaya, diantaranya Profil Sekolah, Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Sekolah (SIPKS), Seleksi Kepala Sekolah, Jurnal Online, Surabaya Belajar, Multimedia Pembelajaran, Rapor Online, Try Out Online, PPDB Online, Sahabat Dispendik, Dan Klinik Kurikulum, Kenaikan Pangkat Online, dan Tantangan Membaca 2015.
“Sistem tersebut bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam memperoleh petunjuk ataupun informasi pendidikan”.
Aston menambahkan, seperti halnya try out dan rapor online masyarakat dapat mengakses sewaktu-waktu kapanpun dan dimana saja, jadi tidak perlu lagi susah-susah kesana kemari cukup melalui sekolah ataupun melalui internet.
Terkait peningkatan mutu SDM tenaga pendidik dan kependidikan, Theresia D. Ruoh peserta Diklat Pim. III dan IV Minahasa Tenggara menanyakan bagaimana sistem seleksi untuk menjadi kepala sekolah di Surabaya?.
Aston menjawab bahwa seleksi kepala sekolah di Surabaya telah menggunakan sistem online. Guru yang telah memenuhi persyaratan seperti usia masksimal 55 tahun dan memiliki golongan III/D berhak untuk mengikuti seleksi ini.
“Melalui sistem online ini tidak ada lagi, kepala sekolah titipan”, pungkasnya.
Aston menjelaskan bahwa mekanisme yang dilalui dalam seleksi kepala sekolah online melalui berbagai tahap, mulai dari pendaftaran online, seleksi tes tulis, focus group discussion (FGD), uji kelayakan dan kepatutan, sampai pada uji kepenerimaan yang dilakukan oleh para kepala senior dan lingkungan teman sejawat.
Berbicara tentang organisasi pelajar, Dakah Wahyudi menyampaikan bahawa selama kurang tiga lebih tiga tahun ini para pelajar Surabaya telah memiliki sebuah organisasi yang disebut Organisasi Pelajar Surabaya (Orpes).
“Tahun kemarin Orpes berhasil mengadakan Kongres Pelajar Nusantara yang diahadiri oleh 795 Ketua OSIS se Indonesia”. (Humas Dispendik Surabaya)