Pentingnya peran aktif guru inklusi dalam memberikan pendidikan dan pembelajaran kepada puluhan bahkan ratusan siswa Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) menjadi perhatian tersendiri bagi Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya untuk berupaya dalam memberikan layanan terbaiknya melalui kegiatan pelatihan yang dilakukan beberapa gelombang.
Tadi pagi, (03/06) bertempat di gedung aula PLS kantor Dispendik, Dispendik memberikan motivasi serta pelatihan pada gelombang pertama yang diikuti oleh 59 guru inklusi tingkat SD dan SMP se-Surabaya. Pelatihan yang berlangsung selama tiga gelombang ini setidaknya diikuti sebanyak 177 guru inklusi.
Dalam sambutannya, Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dra. Eko Prasetyoningsih, M. Pd mengemukakan dibutuhkan keseriusan antara orang tua, guru, sekolah dan pemerintah dalam menangani anak-anak inklusif. Pendidikan inklusif diberikan kepada ABK bertujuan untuk membantu mereka dalam menulusuri bakat dan mintanya, sehingga ke depan potensi yang mereka miliki dapat dijadikan bekal dalam meraih masa depan yang gemilang.
“Setiap orang pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, oleh karena itu dalam menghadapi siswa ABK harus mengetahui kelemahannya terlebih dahulu, sehingga terjadi perubahan perilaku dapat ditangani”.
Eko menambahkan bahwa para guru inklusi harus percaya diri dengan porfesi yang diembannya karena tugas mulia tersebut tidaklah mudah bagi orang awam karena dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan yang sangat tinggi dalam membina ABK.
Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya Dyah Katarina, berpesan agar para guru inklusi dapat saling menyemangati, menurutnya dibutuhkan kesiapan mental dalam menghadapi ABK.
“Ada tantangan tersendiri yang mengasah empati dalam memberikan pelayanan pendidikan pada ABK”.
Dyah menjelaskan keterlibatan masyarakat sekitar sekolah dalam mensukseskan pendidikan inklusi di Surabaya menjadi catatan penting, karena sukses atau tidaknya pendidikan inklusi merupakan tanggung jawab bersama.
Sementara itu, anggota Komisi D lainnya Lembah Setyowati Bakhtiar mengungkapkan bahwa ABK membutuhkan perhatian yang luar biasa, saat ini pengembangan pada diri siswa tidak hanya terpaku pada Intelligence Quotient (IQ) saja namun harus dilengkapi dengan kecerdasan emosional (EQ). (Humas Dispendik Surabaya)