Sebanyak 25 siswa dari sekolah internasional yang juga ikut Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK). Kehadiran mereka cukup menyita perhatian. Sebab, penampilannya tidak seperti pada umumnya peserta ujian paket yang berasal dari PKBM murni. “Sebagian besar keturunan Tionghoa, ada pula yang berasal dari Korea, Singapur dan India,” kata Tutik pengelola PKBM.
Tutik mengatakan, beberapa siswa yang murni warga negara asing membutuhkan ijazah ujian kejar paket ini untuk dapat mendaftar kuliah di Indonesia. Sebab, ijazah sekolah dari negara asal tidak berlaku di sini. “Mereka sebenarnya sudah lulus tingkat SMA, tapi harus ikut ujian lagi untuk dapat ijazah negara,” tutur dia.
Peserta ujian dari negara asing ini, lanjut Tutik, umumnya merupakan anak dari tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia. Mereka lantas mengikuti orang tuanya sekaligus kuliah di Indonesia. Sebagai prasyarat mengikuti ujian, para siswa ini harus memiliki paspor belajar sekaligus izin dari kedutaan besar masing-masing untuk belajar.
Sementara itu, Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rahman merespon positif minat mereka. Hal ini membuktikan, ujian kejar paket juga memiliki gengsi yang tinggi dan tidak bisa dipandang sebelah mata. Tidak hanya siswa asing yang ingin kuliah ke Indonesia, siswa dari internasional juga membutuhkan ijazah ini jika ingin melanjutkan kuliah ke luar negeri.
“Kalau tidak menggunakan ijazah negara, di luar negeri sulit dapat kampus negeri yang berkualitas,” tutur dia ketika melakukan sidak di SMPN 26. (Humas Dispendik Surabaya)