Sebanyak 74 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) penyelenggara Kejar Paket A, B, dan C tadi pagi (24/03) mendapatkan pembinaan sekaligus merupakan upaya peningkatan mutu dan kualitas pendidikan non formal di Surabaya. Acara tersebut berlangsung di gedung lantai 2 kantor Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya.
Kasi Pendidikan Masyarakat Thussy Apriliyandari, SE menarangkan pembinaan ini bertujuan agar implementasi peningkatan kualitas PKBM di lapangan cepat terlaksana, semisal tentang pelatihan manajemen perkantoran dan kearsipan, peningkatan mutu kelembagaan dan inovasi-inovasi program yang inovatif agar dapat melayani kebutuhan masyarakat dan siap menghadapi tantangan zaman yang semakin modern.
Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya Agustin Paulina yang turut hadir dalam kegiatan ini mengungkapkan, menurutnya masih adanya anak putus sekolah dan para orang tua yang membutuhkan pemahaman akan pentingnya pendidikan bagi masa depan generasi bangsa yang cemerlang.
Banyak para orang tua dari anak putus sekolah yang beranggapan bahwa pendidikan itu tidak penting, yang terpenting adalah materi. Oleh karena itu, melalui PKBM diharapkan mampu merubah paradigm tersebut.
Selain itu, dengan adanya pendidikan non formal melalui PKBM dapat membantu masyarakat sekitar yang kurang mampu untuk mendapatkan layanan pendidikan yang maksimal.
“DPRD akan berupaya mensuport, baik dari segi anggaran maupun kebijakan dalam peningkatan mutu pendidikan masyarakat Surabaya”, tuturnya.
Paulina menambahkan dengan adanya PKBM diharapkan dapat membantu pemerintah dalam memberantas buta huruf dan aksara di Surabaya.
Sementara itu, Kresnayana Yahya pakar ITS yang juga menjadi narasumber dalam pelatihan ini menyampaikan tantangan pendidikan di abad 21 meliputi character building, multikultur, kemajuan IT, perubahan iklim, pola pikir kewirausahaan berbasis kreatifitas dan membangun learning community.
Menghadapi tantangan tersebut PKBM sebagai layanan masyarakat di bidang pendidikan harus mampu mengahasilkan karya-karya kreatif dan inovatif di bidang pembelajaran agar kebutuhan masyarakat di modern dapat terlayani tanpa mengkesampingkan aspek-aspek dalam menjaga kelestarian lingkungan sekitar.
Dewasa ini penilaian bukan hanya kepandian saja, namun kretifitas menjadi hal yang utama. Orang-orang kreatif justru akan menghasilkan karya-karya yang mencengangkan. Sebut saja Bill Gates, triliuner asal negeri Paman Sam tersebut mampu menghasilkan karya spektakuler melalui ide-ide kreatif lainnya di bidang piranti lunak komputer. (Humas Dispendik Surabaya)