Jelang pelaksanaan Ujian Ujian Nasional (UN) Computer Based Test (CBT), sekolah-sekolah di Surabaya khususnya untuk jenjang SMA dan SMK telah mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin, persiapan yang matang tersebut membuat tim dari Puspendik Kemdikbud dan Dindik Jatim meninjau langsung kesiapan UN CBT di beberapa sekolah di Surabaya.
Siang tadi (03/09), Tim dari Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) dan Dindik Jatim meninjau tiga sekolah, diantaranya SMAN 6, SMAN 18 dan SMAN 16. Kepala Bidang Pendidikan Menenngah dan Kejuruan Dispendik Surabaya Drs. Sudarminto, M. Pd menuturkan sistem yang digunakan dalam pelaksanaan UN CBT di Surabaya yakni menggunakan semi online.
Menurutnya penggunaan online yang digunakan ketika mengunduh soal dari server pusat dan pengiriman kembali jawaban yang telah diisi oleh siswa, sedang pada waktu mengerjakannya menggunakan sistem online lokal. Dengan demikian hambatan ketika putus koneksi dengan server pusat dapat diminimalisir.
Sudarminto mengakui, sebelumnya Puspendik telah melakukan verifikasi dan memberi catatan terhadap tujuh sekolah agar melakukan pembenahan. Kini, sekolah-sekolah tersebut sudah melakukan pembenahan sehingga semua telah siap. Namun demikian, antisipasi terhadap ancaman trouble sistem tetap harus ada. Karena itu, pihaknya meminta kepada semua sekolah penyelenggara UN CBT agar melakukan try out menggunakan jaringan komputer yang sudah ada.
“Dari try out kita bisa menganalisa apakah sistem dan jaringannya sudah benar-benar siap. Sehingga kalau ada kekurangan bisa segera dilaporkan,” tutur dia. Pada 17 – 20 Maret ini, Puspendik akan melatih progcom dan teknisi sekolah penyelenggara. Di situ semua masalah bisa dilaporkan.
“Kalau satu unit trouble atau satu kelas yang trouble ada penanganannya sendiri-sendiri,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Dindik Jatim Dr Harun MSi yang turut dalam kenjungan tersebut menegaskan, harus dibedakan peran antara Puspendik dengan Dindik. Karena itu, meski sudah melalui verifikasi Puspendik, dindik tetap akan terjun untuk memastikan apakah sekolah benar-benar sudah siap.
“Puspendik paling cuma melihat teknis saja. Kita (Dindik) lebih detail mengontrol semuanya. Mulai teknis, sumber daya manusianya, siswanya hingga prosedur pelaksanaanya,” kata Harun ditemui usai menggelar inspeksi di SMAN 16 Surabaya.
Harun menuturkan, sejauh ini persiapan di Surabaya sudah cukup baik. Dari segi sarana dan prasarana, semua sudah sersedia. Tim programmer computer (Progcom) di sekolah juga sudah mempersiapkan agar sistem dan jaringan berjalan tanpa kendala. “Kalau sampai ada masalah, dindik yang bertanggung jawab. Ketua panitia UN ini dindik, bukan Puspendik,” tegas Harun. Apalagi di Surabaya, lanjut Harun, memiliki sekolah penyelenggaran UN CBT paling banyak.
Dalam kesempatan itu, Harun memastikan semua perangkat yang tersedia untuk siswa di sekolah cukup. Tidak hanya itu, sekolah juga harus memiliki cadangan komputer. “Masing-masing penyelenggara sudah paham. Tiap ruang memiliki komputer cadangan jika sewaktu-waktu ada yang trouble,” kata dia.
Harun mengatakan, pada tahun pertama UN CBT ini Jatim memiliki sekolah penyelenggara paling banyak. Jumlahnya mencapai 128 sekolah dari semula 131 sekolah yang diverifikasi. Jumlah ini turun lantaran sekolah yang ditunjuk belum siap dan mundur. “Jumlah ini mungkin masih bisa bergerak, tapi tidak banyak,” kata Harun. (Humas Dispendik Surabaya)