Nadira Shafa Aulia siswi dari SDN Ketabang I tampak serius melukis di atas kertas karton yang telah disediakan panitia, dengan piawai ia menggunakan pensil serta krayon dalam membuat lukisan yang mengusung tema tentang pakaian adat serta kebudayaan surabaya.
Kumara, salah satu juri yang berasal dari ITS mengungkapkan penilaian dalam lomba lukis ini meliputi tentang kesesuaian tema dengan gambar yang dilukis, tata artistiknya, kreatifitas, teknik melukis, dan keorisinilitas.
“Hal yang paling penting adalah aspek keorisinalitasnya”, tutur Masruroh juri yang berasal dari praktisi seni.
Sebanyak 124 siswa SD yang merupakan perwakilan terbaik dari setiap kecamatan se-Surabaya, hari ini (12/02) mengikuti lomba lukis dan lomba karya cipta puisi yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional (HAN) 2015.
Kasi Kesenian dan Olahraga Damaris Padmiasih, mengutarakan selain dalam rangka memperingati HAN, kegiatan lomba lukis dan lomba karya cipta puisi ini merupakan sebuah kegiatan dalam rangka mengembangkan bakat dan potensi siswa di bidang non akademik.
“Setiap kecamatan mengirimkan dua orang peserta lomba, sehingga total ada 124 peserta dari tingkat SD yang mengikuti lomba lukis dan membaca puisi “.
Sementara itu, di ruang lantai dua aula kantor Dispendik pelaksanaan lomba membaca puisi digelar. Sebelum melakukan presentasi dihadapan para juri ke 62 peserta lomba membaca puisi ini membuat karya tulis puisi yang nantinya dipergunakan sebagai bahan presentasi.
Yatika Miharin tampak bersemangat dan penuh percaya diri membuat sebuah karya tulis puisi tentang tema yang mengangkat budaya lokal, khususnya tentang kota Surabaya. Siswi dari SDN Perak Barat mengenakan pakaian tradisional kebaya selama mengikuti perlombaan. Menurutnya kebaya merupakan sebuah ciri khas ketradisionalan bangsa Indonesia.
R. Giriyadi juri lomba karya cipta puisi dari UNESA menjelaskan, bahwa ada beberapa hal yang dinilai dalam lomba ini. Untuk lomba karya cipta puisi aspek tata bahasa, ide, kesesuaian tema, interpretasi, vokal (penekanan) dan penampilan peserta menjadi prioritas utama penilaian.
“Pemenang lomba disetiap bidang akan mewakili surabaya di tingkat Provinsi, oleh karena itu penilaian ini harus benar obyektif agar menghasilkan pemenang lomba yang bermutu dan berkualitas”. (Humas Dispendik Surabaya)