Penyuluhan UKS bagi guru-guru SMP negeri/swasta Surabaya yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya pagi tadi (04/02).
Kelsie Prabawa-Sear, simpatisan Tunas Hijau dari Australia yang juga candidate PhD dari University of Western Australia, menjelaskan hasil risetnya mengenai pendidikan lingkungan hidup di beberapa kota besar di Indonesia dan Australia.
Menurut Kelsie, penerapan pendidikan lingkungan hidup di Surabaya lebih menggelora dan bersemangat bila dibandingkan dengan kota-kota besar lain di Indonesia dan Australia.
“Semangat dan dinamika pendidikan lingkungan hidup di Surabaya luar biasa dan menjadi yang terbaik bila dibandingan dengan kota-kota besar lain di Indonesia dan Australia,” kata Kelsie Prabawa-Sear kepada sekitar 120 guru peserta penyuluhan UKS, Rabu (4/2).
Pada penyuluhan ini, Tunas Hijau mengajak guru-guru untuk memberikan keteladanan dalam mewujudkan sekolah berbudaya lingkungan hidup melalui upaya nyata berkelanjutan. Para siswa sekolah juga diajak untuk menerapkan aksi nyata berkelanjutan dengan pemberian apresiasi melalui Jam Hijau.
“Ayo kita ajak anak-anak didik kita melakukan upaya nyata peduli lingkungan hidup. Bukan seremoni seperti memilah sampah terus dicampur lagi,” ujar Aktivis Senior dan Presiden Tunas Hijau Mochamad Zamroni kepada seluruh guru peserta penyuluhan.
Dijelaskan oleh Zamroni bahwa ada beberapa level penghargaan yang disediakan melalui Jam Hijau. Untuk 50 Jam Hijau ada penghargaan khusus level perunggu. 100 jam untuk level perak. 150 jam untuk level emas. Sedangkan level tertinggi adalah platinum dengan 200 jam. “Ada penghargaan khusus dari Walikota Surabaya bagi individu peraih penghargaan Jam Hijau ini,” kata Zamroni. (Humas Dispendik Surabaya)