Selama dua hari, 3-4 Desember 2014 Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya tuntas pendampingan 10 modul konselor sebaya kepada para guru BK. Acara tersebut berlangsung di lima tempat yang berbeda. Untuk wilayah surabaya selatan kegiatan di pusatkan di gedung aula belakang kantor Dispendik Surabaya, wilayah surabaya barat berlangsung di SMKN 2, wilayah surabaya timur berlangsung di SMKN 5, wilayah surabaya utara berjalan di SMPN 11 dan wilayah surabaya pusat berlangsung TLC Pawiyatan.
Kepala Dispendik Surabaya Dr. Ikhsan, S. Psi, MM menuturkan kegiatan pendampingan dan pelatihan kepada 1.959 guru BK dan wakasek kesiswaan telah menuntaskan 10 modul konselor sebaya. Dari 10 modul tersebut nantinya menjadi materi dalam ekstrakurikuler konselor sebaya di tiap-tiap sekolah.
“Kami ingin menjadikan BK sebagai sahabat siswa, melalui pelatihan ini diharapakan guru BK tidak menjadi momok lagi bagi siswa”.
Ikhsan menambahkan pemkot surabaya juga memfasilitasi permasalahan anak melalui “Rumah Sahabat Anak”. Rumah sahabat anak ini didirikan untuk membantu anak-anak mengatasi permasalahan mereka. Misalnya, permasalahan pelajaran maupun masalah yang dihadapi di sekolah. Anak-anak bisa curhat melalui telepon dengan menelpon ke nomor halo anak Surabaya 08001111000 dan 031-5462233.
Kegiatan yang melibatkan para fasillitator yang telah menjadi pelatihan ini membahas tiga hal, yakni konsep gender dan budaya sosial, menjaga diri tetap sehat dan persiapan dan pengembangan Karir.
Dalam konsep gender ini lebih ditekankan kepada pemahaman peserta tentang bedanya antara sex dan gender itu sendiri, dimana sex tersebut membahas lebih dalam tentang jenis kelamin, dan bersifat kodrati, sehingga tdk bisa dipertukarkan, seperti melahirkan, mengandung, menyusui, membuahi, dsb.
Sementara itu, bila gender lebih pada konsep peran yang bisa dipertukarkan antara kedua belah pihak, tergantung komunikasi dan kesepakatan untuk mencapai tujuan bersama. Contoh : laki-laki dan perempuan bisa punya tanggung jawab menjaga anak, bisa juga punya tanggung jawab mencuci atau menggosok, bila keduanya sama-sama bekerja diluar rumah.
Bila kedua konsep ini bisa dipahami dan dilakukan secara seimbang, mampu memberikan contoh yang baik kepada anak2 untuk menumbuhkan sikap saling bertanggung jawab, meghargai dan saling membantu. Dan bila tidak seimbang konsep ini dilaksanakan akan menimbulkan kekerasan, pemarginalan, multi beban dan sub . Sehingga pemahaman ini penting sekali untuk disampaikan kepada anak-anak terutama anak didik d sekolah.
Acara yang membahas diskusi tentang gender ini cukup ramai, karena masih banyak yang memperdebatkan konsep ini didasarkan pada yang telah mereka lakukan dirumah. Penyampaian materi ini dilakukan mulai dari diskusi kelompok, game dan Pemutaran filem yang berkaitan dengan gender, cukup menyadarkan, terutama kaum bapak-bapak, bahwa konstruksi sosial yang berjalan selama ini, telah keliru mereka pahami dan jalankan. Pertanyaan menyentil cukup membuat suasana gayeng dan ramai seperti, fenomena transgender, peran orang tua yang menjadi baby sitter ketika kedua suami istri bekerja. Yang pasti pemahaman baru ini cukup menyegarkan dan menambah muatan informasi yang ada dalam konselor sebaya ini.
Penyampaian materi ini juga disampaiakan melalui diskusi kelompok dan pemutaran filem. Tujuan dari tema ini adalah agar siswa memiliki kemampuan untuk melakukan perlindungan diri secara sederhana terhadap apapun yang berkaitan dengan kekarasan atau kerawanan. Dalam diskusi ini, guru-guru diajak membuat peta aman dan rawan di lingkungan sekolah mereka. Agar semua siswa mempunyai panduan tempat-tempat yang harus diwaspadai. Serta semua guru-guru BK bisa membuat upaya preventif untuk mengamankan temapat-tempat rawan tersebut
Dalam modul persiapan pengembangan karir ditekankan bagaimana siswa dpat merancang pilihan-pilihan terbaik untuk masa depannya. Agar mereka mampu untuk melakukan pencegahan terhadap hal-hal yang bisa membuat masa depan mereka hancur. terutama terhadap godaan yang sering datang disaat yang tidak disangka-sangka. karena mimpi dan cita-cita adalah hal yang mampu menguatkan langkah mereka untuk terus berjalan. dalam modul ini bapak ibu guru BK diajak untuk menuliskan seribu mimpi mereka danhambatan apa saja yang bisa menyebabkan mimpi itu tdk tercapai. saat sesi ini cukup riuh dan mengharukan karena banyak mimpi-mimpi mereka yang bagus dan mantap, namun sering kalah dengan permasalahan biaya dan keluarga. sehingga mereka menjadi lebih realistis dan mengharapkan anak mereka bisa meneruskan mimpi mereka tersebut. (Humas Dispendik Surabaya)