Rabu (26/11), SMP PGRI 6 atau yang lebih dikenal dengan Spegrinam Surabaya kedatangan tim penilai adiwiyata 2014 mereka terdiri dari bank sampah , UNAIR , SAIMS dan dari BLH Kota Surabaya.
Kedatangan tim penilai adiwiyata 2014 disambut oleh kepala Spegrinam Banu Atmoko ,S.Pd. Menurutnya, sebagai sekolah yang memiliki wawasan serta kepedulian terhadap lingkungan, banyak program yang telah dilakukan.
Salah satunya, yakni lewat pembuatan lubang biopori disekitar sekolah dan kegiatan grebek pasar. Melalui kegiatan grebek pasar, para siswa mengumpulkan sampah organik pasar yang tidak digunakan untuk kemudian diolah kedalam komposter untuk menjadi penyubur tanaman (pupuk).
Tim kader lingkungan Spegrinam yang diwakili oleh Lutfia Turfa , Fransiska Nur Syahfitri menjelaskan tentang kompos dan keranjang Takakura kepada juri Adiwiyata 2014. Menurutnya komposter digunakan sebagai tempat penyimpanan sampah organik yang tidak terpakai yang nantinya sampah tersebut akan diolah menjadi pupuk.
Sedangkan, pembuatan lubang resapan biopori dibuat untuk mencegah datangnya banjir di musim penghujan. Setelah menjelaskan kepada tim penilai adiwiyata para kader lingkungan Spegrinam mengajak juri untuk melihat kerajinan tangan dari barang-barang bekas. Barang-barang bekas tersebut disulap menjadi origami yang dapat menarik perhatian. (Humas Dispendik Surabaya)