Bumi Surabaya, bumi Kota Pahlawan, Minggu (9/11/14) bakal menjadi saksi bisu pengucapan ikrar oleh sedikitnya 795 OSIS SMP, SMA dan SMK se Nusantara. Ikrar yang dibacakan di Jalan Tunjungan, tepatnya depan Hotel Majapahit (Hotel Oranye/Yamato) adalah rangkaian gelaran Kongres Pelajar Nusantara tahun 2014.
Meski kongres secara resmi baru akan dibuka pada Senin (10/11/14), namun rangkaian kegiatan sudah dimulai sejak Sabtu (8/11/14) dan baru akan berakhir Rabu (12/11/14). Peserta dari seantero Tanah Air sudah berdatangan memenuhi Asrama Haji Sukolilo.
Setelah registrasi kedatangan, mereka bersiap mengikuti rangkaian kegiatan Kongres Pelajar Nusantara yang digelar Organisasi Pelajar Surabaya (Orpes) per Sabtu (8/11/14). “Kongres Pelajar Nusantara (KPN) ini untuk mempererat persaudaraan untuk generasi Indonesia sebagaimana tema yang ada,” tutur Ketua Orpes Generasi II Bagaskara Haditia saat ditemui di Asrama Haji Sukolilo.
Pada hari pertama pelaksanaan kongres, peserta luar daerah akan disuguhi aneka kesenian dan permainan tradisional. Ada musik gamelan, angklung, tarian panen raya dan lainnya. Egrang, balap sepatu tempurung kelapa, dakon, gangsing adalah di antara permainan tradisional yang ada. Peralatannya disediakan sehingga peserta bisa mencobanya langsung.
Ular tangga raksasa bertema lingkungan juga dipermainkan. Ada yang mengusung pesan bahaya sampah, pemanasan global dan pelestarian sumber mata air. “Ada pertunjukan musik campursari, fashion show pakaian tradisional dan lainnya. Kesemuanya dibawakan pelajar,” imbuh Bagas, sapaannya.
Sabtu (8/11/14) malam, Orpes sebagai panitia akan menunjuk 30 dari 795 peserta untuk membentuk pleno. Targetnya menghasilkan item yang hendak diikrarkan. Meski demikian, garis besar yang hendak diikrarkan sudah ditentukan. Bagaskara yang juga siswa kelas XII SMAN 6 Surabaya menegaskan ada lima topik permasalahan yang akan diusung saat kongres skala nusantara. Diantaranya, sosial, lingkungan hidup, nasionalisme, kepemimpinan dan kewirausahaan.
Pada setiap topik akan ada masalah yang diangkat. “Lima topik ini merupakan sendi pembangunan bangsa. Sehingga perlu perhatian khusus, digodok bersama. Output dari ikrar adalah bangkitkan semangat Sumpah Pemuda. Rencananya ikrarnya sendiri di Tugu Pahlawan,” rincinya.
Bersih-bersih pantai Kenjeran, mendatangi tempat dan bangunan bersejarah di Surabaya menjadi rangkaian kongres. “Dari tiap kabupaten/kota mengirimkan 3 peserta, meliputi pelajar SMA, pelajar SMP dan pendamping. Saat ikrar, semua peserta mengenakan pakaian adat daerahnya,” urainya.
Peserta luar daerah mengapresiasi kegiatan ini. “Senang, bangga bisa hadir di Surabaya mengikuti kongres bersama kawan-kawan dari daerah lain,” tutur Natab Webi, siswa SMAN 1 Jayawijaya, Kabupaten Wamena, Irian Jaya saat ditemui di Asrama Haji.
Remaja bertubuh kekar tersebut menjelaskan, perlajalanan dari dari pegungung Jayawijaya hingga, kabupaten Wamena ia tempuh kurang lebih 6 jam menggunakan pesawat terbang, kemudian dari Wamena menjuju Surabaya sama yakni 6 jam juga. “Kurang lebih 12 perjalanan menuju Surabaya, namun tak mematahkan semangat saya untuk bertemu kawan-kawan dari daerah lain”, tuturnya. (Humas Dispendik Surabaya)