Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya terus berupaya dalam meningkatkan pemenuhan hak dasar anak, terutama bagi para siswa berkebutuhan khusus dengan memberikan pelatihan terapi pijat kepada para guru BK, guru agama serta guru penjaskes tingkat SD se-Surabaya.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dra. Eko Prasetyoningsih menerangkan pelatihan terapi pijat ini bertujuan untuk memberikan pengalaman kepada guru dalam memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada para anak berkebutuhan khusus (ABK) ketika mereka menerima kegiatan pembelajaran di sekolah.
Melalui pelatihan ini, para guru diharapkan mampu mengidentifikasi lebih awal kebutuhan para siswa ABK sehingga nantinya treatment yang diberikan dapat sesuai dengan kebutuhan anak.
Beberapa treatment yang diberikan dalam pelatihan terapi ini meliputi, long life refleks, NMRI, serta protokoler. Dalam pelatihan terapi ini, para guru diajarkan bagaimana memberikan salah satu yakni treatment long life refleks. Ada beberapa gerakan yang dilakukan dalam treatment ini, yaitu melatih reflek dengan menempel di tanah (gorunding), posisi stabil (stabilizing), dinamik hingga posisi stabil (balancing), garis tengah (centering), dan posisi tegak (tendon guard).
Sementara itu, narasumber Fajar Suryani Amd Ot dari RS.Haji menjelaskan bawa pentingnya identifikasi awal yang dilakukan oleh para guru agar nantinya dapat membedakan treatment yang diberikan tergantung jenis kebutuhannya. “Rata-rata siswa ABK di Surabaya mengalami hyperactive serta slowlener”, untuk itu perlu penanganan terapi yang sesuai dengan kebutuhan mereka”.
Kasi Kurikulum Pendidikan Dasar Dra. Munaiyah, M. Pd mengatakan pelatihan terapi pijat berlangsung selama dua hari (27-28/08) di SMPN 13 dan diikuti oleh 150 guru BK, agama islam, serta guru penjaskes SD se-Surabaya. (Humas Dispendik Surabaya)