Bertambahnya jumlah sekolah-sekolah penyelenggara inklusi di Surabaya berimbas pada peningkatan mutu serta kualitas pendidikan inklusi di Surabaya.
Oleh karena itu, sebagai upaya peningkatan mutu serta kualitas pendidikan inklusi di Surabaya, terutama bagi sekolah-sekolah baru penyelenggara inklusi. Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) menyelenggarakan kegiatan lesson study yang diselenggarakan selama beberapa hari di SMPN 37.
Kegiatan tersebut diikuti oleh para guru-guru inklusi SD dan SMP se-Kota Surabaya. Pada kesempatan ini, Kasi Kesiswaan Pendidikan Dasar M. Masykhur menerangkan bahwa diadakannya kegiatan lesson study ini bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan bagi sekolah-sekolah penyelenggara inklusi di Surabaya.
Salah satu kunci keberhasilan pendidikan inklusi yakni terletak pada pemberian layanan terbaik kepada siswanya. Pendidikan untuk semua tanpa memandang eksklusifitas merupakan sebuah dasar penyelenggaran pendidikan inklusi selama ini.
Sementara itu, Wagino narasumber dari PLB UNESA menambahkan melalui kegiatan lesson study ini sekolah-sekolah baru penyelenggara pendidikan inklusi dapat memperkaya pengalamannya dalam memberikan layanan pendidikan inklusi kepada siswanya.
Pada kegiatan lesson study ini, dipertunjukkan bagaimana cara penanganan siswa ABK di berbagai kegiatan pembelajaran. Seperti pada kegiatan pembelajaran olah raga bola basket. Tampak guru olah raga dari SMPN 5 bersama siswa ABK-nya menunjukkan cara-cara pengajaran yang sesuai dengan kondisi siswa yang ada.
Faradela Eka, siswi SMPN 5 dengan keistimewaan borderline dengan penuh semangat mengikuti jalannya proses pembelajaran oleh raga bola basket yang di ajarakan oleh gurunya tersebut. (Humas Dispendik Surabaya)