“Cak…, Cak.., irung mbangir arek Suroboyo. Mesem thithik, rambute dhowo. Konservasi air ayo digalakno. Ojok sampek banjir, cek gak tambah soro!”, ujar lantang salah satu peserta yel-yel saat atraksi di panggung. Kemudian semua tim serentak menyahut, “Banjir…? Ojok, Rek!” Demikian dialogis Suroboyoan di antara lirik yel-yel peserta lomba.
Sekitar 450 siswa peserta dan suporter dari SD, SMP, SMA/SMK perserta Grand Final Lomba Yel-Yel Surabaya Eco School 2013 memadati Graha Sawunggaling Lt.6 Gedung Pemkot Surabaya, Sabtu, 14/12.
Pada Grand Final Yel-Yel ini mempertemukan 9 tim terbaik hasil babak penyisihan sebelumnya. Mereka terdiri atas 3 tim terbaik SD yaitu SDN Kandangan I, SDN Dukuh Menanggal I dan SDN Gayungan III. 3 tim tim terbaik SMP , yaitu SMPN 11, SMPN 23 dan SMPN 28. Sedangkan 3 tim terbaik SMA/SMK yaitu adalah SMAN 13, SMKN 10 dan SMKN 12, dan 3 tim terbaik SMP Surabaya
Satuman, Ketua Panitia, sekaligus Penggiat Tunas Hijau Indonesia mengatakan, bahwa kriteria penilaian yang ditetapkan sama dengan kriteria penilaian yang digunakan pada tahap penyisihan. Kriteria yang dimaksud adalah lirik yel-yel, kostum daur ulang, gerak, keserasian, alat musik daur ulang, musik dan keserasian. Namun, pada grand final ini juga dimunculkan satu kriteria penilaian tambahan, yaitu pengolahan sampah yang dihasilkan saat menjelang dan pasca penampilan.
Dia menambahkan, dasar dimunculkannya kriteria penilaian pengolahan sampah yang dihasilkan adalah bahwa program ini sebagai program lingkungan hidup yang membutuhkan aksi nyata dan keteladanan dari individu-individu yang terlibat. Pengolahan sampah yang dimaksud meliputi upaya pengurangan jumlah plus jenis sampah (reduce), penggunaan kembali sampah yang telah dihasilkan (reuse) dan daur ulang sampah yang dihasilkan (recycle).
Grand Final dihadiri oleh Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya, sejumlah perwakilan dari sponsor utama dan para pendukung program ini. Tri Risma mengatakan bahwa program konservasi air ini dicanangkan agar Surabaya ini tidak cepat dirembesi air laut. Kepedulian ini ditanamkan sejak dini kepada para siswa agar generasi mendatang bisa menghemat air sebagai satu di antara sumber kehidupan ini, tambahnya. “Bu, mengapa kawasan Surabaya yang di pinggir masih sering terjadi banjir?”, tanya Khusnul Prasetyo, siswa SMPN 23, saat Wali Kota memberi kesempatan tanya jawab dengan para peserta.
Wali Kota yang baru saja menerima penghargaan Taman Bungkul sebagai Taman Terbaik Dunia dari PBB itu menjelaskan, bahwa semua itu akibat perilaku sebagian masyarakat yang tidak peduli terhadap lingkungannya. Kalau yang hadir di sini 400 siswa, maka kalianlah sebagai ujung tombak yang bisa memengaruhi keluarga, tetangga, atau masyarakat sekitar untuk peduli terhadap lingkungan masing-masing, harapan Tri Risma. “Kalian sanggup, Anak-anakku?, tanya Tri Risma, yang disambut dengan tepuk tangan meriah dan suara koor para peserta. “Sanggup, Bu!”
Tim Juri Grand Final Yel-Yel menetapkan, SDN Gayungan III sebagai Juara I dengan 583 poin, SDN Kandangan I Juara II dengan 548 poin , dan SDN Dukuh Menanggal I sebagai Juara III dengan 539 poin. Untuk tingkat SMP, SMPN 23 sebagai Juara I dengan 561 poin, SMPN 11 sebagai Juara II dengan 560 poin, dan SMPN 28 sebagai Juara III dengan 522 poin. Sedangkan SMAN 13 sebagai Juara I dengan 559 poin, SMKN 10 sebagai juara II dengan 523 poin, dan SMKN 12 sebagai juara III dengan 519 poin.
Di samping itu, dinobatkan juga 5 Besar Eco School of Year 2013 untuk tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK. Secara berurutan 5 Besar Eco School tingkat SD yaitu : SDN Bubutan IV, SDN Kaliasin I, SDK Santa Clara, SDN Sambikerep II, dan SDN Sememi I. Adapun 5 Besar of The Year untuk tingkat SMP, antara lain: SMPN 11, SMPN 23, SMPN 4, SMPN 40, dan SMPN 5. Sedangkan 5 Besar SMA/SMK yaitu : SMAK St. Louis I, SMKN 10, SMAN 12, SMAN 9, dan SMK Farmasi.
Tak kalah seru, pada puncak acara dinobatkan pula Eco Person of Year 2013 untuk siswa, guru, dan kepala sekolah. Eco Person of Year untuk siswa tingkat SD diraih oleh Cornelia Laksmi Bayu Murti, siswi SDK Santa Clara. Untuk tingkat SMP diraih oleh Jihan Fairuz Atikah, siswi SMPN 5, dan untuk SMA/SMK diraih oleh Rizki Amirulloh, siswa SMKN I. Eco Person of Year untuk guru tingkat SD diraih oleh Anik Widarti, guru SDN Nginden Jangkungan II, untuk guru SMP diraih oleh Suminah, guru SMPN 11, dan untuk guru SMA/SMK diraih oleh Alexandra Herlina, guru SMAK St. Louis I. Sedangkan Eco Person of Year untuk kepala sekolah tingkat SD dinobatkan kepada Samsul Hadi, Kepala Sekolah SDN Kaliasin I, Eco Person of Year untuk kepala sekolah tingkat SMP dianugerahkan kepada Elly Dwi Pudjiastuti, Kepala Sekolah SMPN 23, sedangkan untuk kepala sekolah SMA/SMK dinobatkan kepada Hari Sutanto, Kepala Sekolah SMAN 9.
Eco School adalah program lingkungan hidup berkelanjutan bagi sekolah-sekolah Surabaya. Pada pelaksanaan 2013 ini, tema yang diangkat oleh Tunas Hijau Indonesia adalah “Wujudkan Konservasi Air di Sekolah”. Surabaya Eco School 2013 adalah kerjasama Pemkot Surabaya dengan Tunas Hijau Indonesia. Didukung sponsor utama oleh PJB – PT PLN, dan didukung oleh PT Telkom Indonesia Tbk, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, PDAM Surya Sembada, PT Dharma Lautan Utama, PPS Autoshine, dan Millenium Kids. (Humas Dispendik Surabaya)