Dalam rangka rapat koordinasi dan evaluasi penyelenggaraan pendidikan inklusif di Jawa Timur, yang berlangsung di Hotel Atria, Malang (04/10). Kota Surabaya akan di jadikan percontohan bagi daerah-daerah lain di Jawa Timur, karena dianggap telah berhasil dalam menerapkan/mengimplementasikan pendidikan inklusif.
Hal itu tidak terlepas dari peranan pemerintah kota (Pemkot) Surabaya dalam mengembangkan dan memajukan mutu dan kualitas pendidikan di setiap lini. Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan ini, Kepala Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya Dr. Ikhsan, S.Psi, MM.
Dalam sambutannya, Ikhsan menjelaskan bahwa saat ini pemkot Surabaya telah berupaya semaksimal mungkin dalam memberikan pelayanan kebutuhan terhadap para anak berkebutuhan khusus (ABK), inklusif, serta pendidikan khusus. Yakni, dengan memfasiltasi para ABK dengan berbagai bentuk kegiatan di dalam asrama yang telah disediakan, seperti bimbingan rohani, fasilitas pendidikan, tenaga medis, tenaga psikolog, beasiswa, serta pelatihan keterampilan.
Tidak hanya, para siswa inklusif pun mendapat bantuan perlengkapan sekolah mulai dari sepatu, kaos kaki, celana, seragam, ikat pinggang hingga alat peraga edukasi. Sementara itu, juga terdapat kelas layanan khusus (KLK) di 22 kecamatan. Sekolah terbuka sebanyak 12 SMP dan 4 SMA. Serta penyelenggara sekolah inklusi sebanyak 67 SD, 16 SMP, 6 SMA, dan 3 SMK yang tersebar di setiap wilayah Surabaya.
Walaupun di Surabaya belum terdapat sekolah luar biasa (SLB) negeri, tetapi Dispendik telah memfasilitasi semua kebutuhan para siswa. Oleh karena itu, mohon masukan dari kabupaten /kota lain untuk mengembangkan pendidikan inklusi, terutama di Jawa Timur, ungkap Ikhsan ketika menutup sambutannya. (Humas Dispendik Surabaya)