Bertempat di gedung aula SMKN 6 Surabaya. Dinas Pendidikan Surabaya (Dispendik) menerima puluhan mahasiswa yang berasal dari Universitas Dong Ei Busan Korea Busan. Para mahasiswa tersebut akan melakukan “Kuliah Kerja Nyata” (KKN) ke beberapa sekolah di Surabaya.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Kejuruan (Dikmenjur) Dispendik Surabaya Dr. Rudy Winarko, MBA menerangkan bahwa ada 31 mahasiswa-mahasiswi dari Universitas Dong Ei Busan Korea Busan yang akan melaksanakan KKN sebagai guru di Surabaya.
Kedatangan 31 mahasiswa-mahasiswi dari Universitas Dong Ei Busan Korea diterima langsung oleh Kepala Bagian Kerja Sama Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Ifron Hady Susanto bersama Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Kejuruan (Dikmenjur) Dispendik Surabaya Dr. Rudy Winarko, MBA, Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Dikmenjur Dispendik Drs. Sigit Priyo Sembodo, MM dan Kepala SMKN 6 Surabaya Dra. Siti Rochanah.
Total ada 34 duta Universitas Dong Ei Korea yang datang ke Surabaya. Tiga diantaranya adalah dosen yang berperan sebagai pendamping. Mereka akan berada di Surabaya selama sekitar dua minggu, terhitung dari 16 Juli hingga 29 Juli 2013. Selama itu, mereka akan berkeliling untuk mengajar di enam SMA/SMK. Keenam sekolah itu adalah SMK 1, SMK 6, SMK 8, SMA 16 dan SMA Barunawati. Kegiatan mengajar itu akan dilakukan mulai Kamis (18/7). Menurut Ifron, selama mengajar, mereka tidak akan didampingi penerjemah (translator) bahasa Korea karena mereka akan menggunakan bahasa Inggris sebagai sarana komunikasi.
“Jadi, selama dua minggu, mereka akan KKN dengan mengajar untuk menerapkan ilmu yang mereka dapat di kampus. Mereka mengajar bahasa korea, budaya korea seperti tari-tarian, memasak dan juga Taekwondo. Mereka ini pintar bahasa Inggris. Kalau untuk bahasa Inggris masing-masing sekolah tidak ada masalah,” ujar Ifron.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMKN 6 Surabaya, Siti Rochanah mengatakan, pihaknya menyambut baik antusias program ini. Khusus di SMKN 6, para mahasiswa ini nantinya akan diminta mengajar di tiga kelas, utamanya di kelas II. Jamnya akan digilir selama dua jam. “Tiga kelas itu kita ambilkan dari anak-anak yang mau dan serius mengikuti kegiatan ini, serta siap mentalnya. Kelas dua saja,” ujarnya.
Diakui Siti Rochanah, selama ini di SMKN 6 belum ada program bahasa Korea yang diajarkan kepada siswa. Namun, murid-muridnya disebutnya sangat memahami budaya Korea seperti K-Pop maupun joget Korea, Gangnam Style. Ke depan, Siti mengakui tertarik untuk menjadikan bahasa Korea sebagai materi yang harus dikuasai anak didiknya.
“Selama ini beluma ada (pelajaran bahasa Korea). Tetapi kita punya jurusan busana, dan garmen dari Korea sangat menarik untuk dipelajari. Untuk masuk ke sana, tentu kita harus belajar bahasa Korea,” sambung perempuan berjilbab ini. (Humas Dispendik Surabaya)