(Tempat : SMAN 10 Surabaya)
Sementara itu, hari kedua pelaksanaan unas tingkat SMA Sederajat Kota Surabaya. Kadispendik Surabaya Dr. Ikhsan, S.Psi, MM bersama Kadikbud Prov. Jatim Dr. Harun dan Kakanwil Depag Jatim H. Sudjak juga melakukan sidak ke beberapa SLB yang menyelenggarakan unas di Surabaya diantaranya SMAN 10 dan SMALB Karya Mulya.
Adam Pratama Putra salah seorang siswa tuna netra kelas XII SMAN 10 Surabaya, menuturkan dirinya mmengalami sedikit kesulitan dalam mengerjakan unas pada mata pelajaran Bahasa Inggris, ini dikarenakan dalam menerjemahkan huruf braile membutuhkan waktu yang agak lama, sedangkan waktu yang diberikan dalam mengerjakan unas hanya dua jam.
Oleh karena itu, dihadapan para pucuk pimpinan pendididikan di Jawa Timur dan Surabaya itu, dirinya meminta untuk disediakannya transletter huruf braille, agar ia lebih mudah mengerjakannya. “Kendala yang saya alami, yakni ketika menerjemahkan huruf braille dan dibatasi oleh waktu, senhingga membutuhkan waktu yang agak lama”. terangnya
Menanggapi hal tersebut. Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Dr. Ikhsan, S.Psi, MM berjanji akan menyampaikan keluhan siswa tuna netra tersebut kepada anggota komisi X DPR RI yang hari ini bertemu dengannya.
(Tempat : SMALB Karya Mulya Surabaya)
“Masukan tadi akan kami sampaikan, entah nanti guru pendamping ini orang yang bisa membaca huruf braille sehingga bisa membantu,” ujar Ikhsan. Selain itu, menurut Ikhsan, ada alternatif lain seperti seperti permintaan siswa tua netra.
Yaitu adanya naskah braille untuk peserta yang tuna netra ditambah naskah normal untuk pengawas. “Semoga ini ada solusinya,” imbuhnya. Ketua Dewan Pendidikan Surabaya Isa Anshori meminta masalah siswa berkebutuhan khusus diperhatikan benar pemerintah pusat agar jangan sampai memberatkan siswa. (Humas Dispendik Surabaya)