Sementara itu, setelah melakukan sidak dengan Ibu Walikota Surabaya Ir. Tri Rismaharini di beberapa sekolah Surabaya. Kadispendik Surabaya Dr. Ikhsan, S.Psi, MM melanjutkan sidak ke SMAN 3 Surabaya. Dalam sidak yang dilakukan Ikhsan, di SMAN 3 Surabaya, ditemukan salah seorang siswa yang memilki gejala stroke dalam pelaksanaan unas hari pertama namun, tetap bersemangat mengikuti unas.
Semangat Jefry Kharisma patut diapresiasi. Meski separuh badannya lumpuh karena stroke, siswa SMA PGRI 3 Surabaya ini tetap menjalani ujian nasional. Perjuangan Jefri mengikuti unas diawali ketika berangkat ke sekolah. Karena tak ada yang mengantar, siswa berperawakan ramping ini meminta bantuan teman satu sekolahnya untuk memboncengnya ke SMAN 3 Surabaya, lokasi ujiannya.
Kondisi Jefri baru diketahui ketika salah satu pengawas ruangan melihat dia kesulitan untuk mengisi lembar jawaban.
Tangannya gemeteran dan kaku. Ketika ditanya, ternyata dia menderita stroke. Mengetahui hal itu, salah satu pengawas ruangan setelah meminta izin dari koordinator sub rayon dan pengawas pengadilan tinggi lalu membantunya mengisikan jawaban di lembar jawaban unas.
Akhirnya Jefry bisa mengerjakan soal dengan lancar. Kepala SMA PGRI 3 Surabaya Sri Ratna Wahyuning menjelaskan gejala penyakit stroke anak didiknya ini mulai terlihat sejak awal duduk di bangku kelas XII. Gejala itu semakin parah pada tiga bulan belakangan, bagian tubuh sebelah kanan Jefry mengalami struk dan kekakuan.
Sementara itu Dita, Ratna, Dian pelajar kelas XII SMAN 3 yang telah mengikuti unas hari pertama menuturkan bahwa dari 50 soal mata pelajaran Bahasa Indonesia yang meraka kerjakan, setidaknya hampir 50 persen mereka yakin benar. “Ya, dari 50 soal yang kami kerjakan kira-kira 50 persenan-lah yang kami yakin benar, ungkapnya. (Humas Dispendik Surabaya)