Suasana di Balai RW 6, Kelurahan Tenggilis Mejoyo, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Kota Surabaya, tampak riuh pada Sabtu malam (4/3/2023). Di sana, tampak puluhan anak dari sejumlah SD-SMP negeri dan swasta duduk rapi berkelompok dengan didampingi masing-masing tutor.
Yah, benar saja, kegiatan ini merupakan satu di antara lokasi Belajar dan Ngaji Bareng di Balai RW program Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Di Balai RW 6 Tenggilis Mejoyo Surabaya, program ini telah berjalan sejak Selasa, 28 Februari 2023.
Akbar Dafa Pratama adalah satu diantara siswa yang mengikuti program Belajar dan Ngaji Bareng di Balai RW 6 Kelurahan Tenggilis Mejoyo. Meski baru kali pertama mengikuti, pelajar kelas I SDN Kendangsari I Surabaya itu mengaku senang bisa belajar dengan banyak temannya.
“Kalau belajar di sini senang, biasanya di rumah diajari sama ibu. Kalau di sini enak, ada banyak temannya,” kata Dafa ditemui di sela mengikuti pembelajaran matematika pada Sabtu (4/3/2023) malam.
Demikian pula dengan Zaskia Rania Rarasati. Pelajar kelas 3 SDN Kendangsari I Surabaya itu juga tampak sumringah. Saat itu, dia bersama sejumlah teman-temannya tengah mengikuti pelajaran Agama Islam. “Senang kalau di sini, bisa les bersama dengan teman-teman. Karena kalau di rumah belajar sendiri sama orang tua,” kata Nia panggilan lekatnya.
Lurah Tenggilis Mejoyo, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Kota Surabaya, Tri Kartika Sari mengungkapkan, pelaksanaan Belajar dan Ngaji Bareng di Balai RW 6 telah berjalan mulai Selasa, 28 Februari 2023. Menurutnya, sejak pertama dibuka, antusias siswa yang mengikuti kegiatan di Balai RW 6 begitu tinggi.
“Alhamdulillah, antusiasnya adik-adik ini luar biasa. Hari pertama (28/2), sekitar 32 anak dengan tutor hampir 10. Kemudian hari Sabtu (4/3) ini ada sekitar 20 anak dan tutor ada sembilan,” kata Tri Kartika Sari ditemui di lokasi kegiatan Belajar dan Ngaji Bareng.
Selain siswa, antusias yang sama juga ditunjukan oleh para orang tua. Kartika menyebut, antusias itu ditunjukan saat pembelajaran dibuka pada Selasa (28/2) lalu. Dimana para orang tua terlihat datang berbondong-bondong di Balai RW 6 Tenggilis Mejoyo untuk mengantarkan anak-anak mereka.
“Orang tua memberikan respon positif. Kemarin bahkan ada yang mengantar sampai menunggu. Karena terlalu banyak, kita haturkan (sampaikan) tidak apa-apa ditinggal saja bu, nanti pukul 20.00 WIB dijemput kembali anaknya,” jelas Kartika.
Dalam pelaksanaannya, Kartika menerangkan, bahwa peserta Belajar dan Ngaji Bareng di Balai RW 6 Tenggilis Mejoyo dibagi beberapa kelompok kecil. Para siswa dibagi berdasarkan jenis mata pelajaran hingga jenjang pendidikannya.
“Anak-anak yang datang macam-macam. Ada yang datang bawa PR sekolah atau mata pelajaran dari sekolahnya. Jadi dibuat kelompok-kelompok kecil agar pembelajaran bisa lebih fokus,” ungkap dia.
Bahkan, Kartika menyebut, untuk mencairkan suasana agar anak-anak tidak tegang selama pembelajaran, sejumlah guru atau tutor, metode mengajar atau ice breaking-nya diiringi dengan permainan. Misalnya, dengan diiringi kuis atau permainan seperti ular tangga.
“Karena setiap anak kan beda-beda. Ada yang awalnya agak merengut (cemberut), itu mood-nya anak dibuat senang dulu, diisi dulu dengan permainan. Kalau anaknya sudah bisa fokus, baru ke pembelajaran,” cerita Kartika.
Kartika mengaku, telah berkoordinasi dengan RT/RW dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) untuk rencana penambahan lokasi lain. Karenanya, tidak menutup kemungkinan program Belajar dan Ngaji Bareng di wilayahnya ke depan lokasinya bertambah. “Rencana mau menambah di Balai RW 5 atau Balai RW 4. Kita daftarkan dulu ke Dinas Pendidikan, nanti juga menyesuaikan dengan tutornya,” tambahnya.
Di tempat yang sama, Ketua LPMK Tenggilis Mejoyo Surabaya, Suyadi menuturkan, saat ini lokasi yang representatif digunakan untuk Belajar dan Ngaji Bareng di wilayahnya berada di Balai RW 6. “Makanya dipilih di sini. Pertama tempatnya luas, kemudian sarana dan prasarananya sudah ada. Bahkan, saat hari pertama (28/2) itu ditinjau langsung Kepala Dinas Pendidikan Surabaya (Yusuf Masruh),” kata Abah Yadi, sapaan lekatnya.
Mewakili warga Kelurahan Tenggilis Mejoyo, Abah Yadi pun mendukung penuh program Belajar dan Ngaji Bareng yang digagas Pemkot Surabaya. Bahkan, ia berharap, lokasi Belajar dan Ngaji Bareng di wilayahnya ke depan dapat segera dibuka di Balai RW lain. “Kalau di Balai RW lain kan harus menyiapkan dulu, seperti sarana dan prasarananya. Nah, kalau di sini Balai RW 6 sudah ada tinggal menata saja,” tuturnya.
Sejak program Belajar dan Ngaji Bareng di Balai RW dilaunching Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pada 2 September 2022, titik lokasinya terus bertambah. Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh menyebut, saat ini terdapat 150 Balai RW yang tersebar di 119 kelurahan dan 31 kecamatan digunakan untuk Belajar dan Ngaji Bareng.
“Sedangkan untuk guru ASN (Aparatur Sipil Negara) dan non-ASN, terjadwal ada 4.065 orang. Kemudian untuk tutor dari mahasiswa, ada sebanyak 1.552 orang,” kata Yusuf Masruh.
Yusuf berharap, dengan penciptaan ruang positif dalam proses pendampingan belajar siswa SD dan SMP ini mampu memicu interaksi, kreativitas dan kolaborasi anak-anak. Demikian pula dengan rasa gotong-royong, tolong-menolong, dan toleransi pada anak. “Anak-anak bisa saling berinteraksi dengan temannya, bisa membahas tentang bidang studi pembelajaran dan mengaji,” tandasnya. (Humas Dispendik Surabaya)