Sejumlah siswa SD dari beberapa sekolah mendapat pelatihan dan pendampingan penanaman model hidroponik. Setiap sekolah mengirimkan dua siswa dan satu guru pendamping. Pelatihan dilakukan lima gelombang dan dibagi ke dalam kelompok kecamatan. Gelombang pertama dimulai, Senin (29/4/2019).
Kepala Bidang Sekolah Dasar (Sekdas) M. Aries Hilmi mengatakan, penanaman hidroponik belakangan ini sedang tren. Di sekolah-sekolah, hasil panen hidroponik dapat dikonsumsi sendiri atau dijual menjadi ecopreneur.
“Ini bukan hanya untuk persiapan lomba hidroponik, melainkan lebih kepada melatih anak-anak untuk cinta lingkungan. Ketika nanti hidroponik jalan, kebersihan sekolah otomatis berjalan,” kata Aries saat membuka kegiatan.
Menurut dia, hidroponik merupakan program jangka panjang. Ini untuk membumikan kebiasaan menanam kepada siswa SD. Dengan begitu, ketika duduk di tingkat SMP, SMA, perguruan tinggi, hingga berkeluarga, sudah terbiasa dengan menanam model hidroponik.
“Hasil hidroponik bisa menjadi sumber produksi bagi rumah tangga atau komunitas masyarakat. Dengan begitu, rumah tangga perlahan-lahan melepaskan diri dari ketergantungan produk-produk luar,” ujarnya.
Dia berharap, seluruh siswa yang mengikuti pelatihan hidroponik dapat menularkan ilmu ini kepada siswa lain. Dan para guru harus memastikan bahwa kegiatan hidroponik menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi siswa. “Ke depan, hidroponik diharapkan menjadi ikon di sekolah-sekolah Kota Surabaya,” pungkasnya. (Humas Dispendik Surabaya)