Pencapaian kompetensi siswa terus didorong oleh Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya. Terutama kompetensi dalam memahami soal dengan daya nalar tinggi. Untuk itu, para guru jenjang SMP pengampu mata pelajaran (mapel) IPA dan Matematika mendapat Pelatihan dan Penguatan Kompetensi Guru Surabaya (P2KGS).
Pelatihan dengan model in-on-in-on. In pertama digelar Jumat (2/11/2-18) sampai dengan Sabtu (03/11/2018) di SMPN 13 Surabaya. Instruktur dari dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Setelah itu para guru melaksanakan on di sekolah masing-masing. In berikutnya pada 16-17 November mendatang.
Kepala Bidang (Kabid) Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dispendik Surabaya Mamik Suparmi mengatakan, pelatihan ini untuk meningkatkan kompetensi guru. Dengan begitu dapat berimbas kepada siswa. “Pada ujian nasional (UN) 2019 mendatang, siswa bisa siap untuk soal high order thinking skills (HOTS),” kata saat membuka acara.
Mamik menjelaskan, setelah empat hari mendapat pelatihan dengan model in-on-in-on, para guru mapel IPA dan Matematika ini harus melakukan pendampingan kepada guru swasta dalam satu sub rayon. “Dengan begitu, sekolah negeri dan swasta mendapat ilmu yang sama,” ujarnya.
Dosen MIPA Unesa Zainul Arifin Imam Supardi menyatakan, pelatihan untuk membantu para guru memahami tes formatif bagi siswa melalui asesmen kompetensi siswa Indonesia (AKSI). Kompetensi yang dimaksud berasal dari direktorat berupa perangkat asesmen. “Guru IPA dan Matematika ini akan mendapat wawasan baru,” tutur Imam.
AKSi ini, lanjut Imam, supaya siswa bukan hanya mampu menjawab pertanyaan yang terdiri dari kata tanya apa, siapa, di mana. Melainkan juga mampu menjawab pertanyaan yang diawali dari kata tanya mengapa dan bagaimana. “Diharapkan, siswa mampu memahami soal dengan daya nalar tinggi dan menjadi lebih baik,” tandasnya. (Humas Dispendik Surabaya)