Komando Latihan (Kolat) Koarmada 2 menjadi kawah candradimuka bagi 732 siswa SMP/MTs se-Surabaya. Salah satu markas TNI-AL itu merupakan lokasi Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Siswa (LKMS) tahun 2018. Siswa dilatih selama tiga hari mulai Selasa (23/10/2018) sampai Kamis (25/10/2018).
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya Ikhsan secara langsung membuka LKMS dengan menjadi pembina upacara. Dalam kesempatan itu, puluhan kepala sekolah negeri dan swasta turut menghadiri acara pembukaan tersebut.
Ikhsan mengatakan, Kolat Koarmada 2 adalah kawah candradimuka bagi seluruh peserta LKMS. Di sini siswa bisa belajar banyak hal. Mulai dari kedisiplinan, tanggung jawab, serta rasa cinta Tanah Air Indonesia. “Mudah-mudahan, dalam tiga hari ke depan anak-anak terus sehat. Di sini kalian dilatih menjadi anak Indonesia seutuhnya,” katanya.
Ikhsan menyatakan, diusia anak-anak SMP/MTs sekarang ini, banyak hal yang bisa mengganggu konsentrasi dan pandangan hidup. Untuk itu, anak-anak yang terpilih LKMS diharapkan dapat menjadi motor perubahan di masing-masing sekolah.
“Mestinya kalian merasa bangga karena dipilih oleh kepala sekolah mengikuti kegiatan ini. Dari 400 ribu siswa SMP/MTs se Surabaya, kalian yang dipilih kepala sekolah,” ujar mantan Kepala Bapemas dan KB Kota Surabaya ini.
Ikhsan menegaskan, anak-anak yang terpilih ini bukan anak sembarangan. Sepulang dari LKMS harus menjadi contoh teman-teman di sekolah, menjadi teladan dan pelopor di masing-masing sekolah. Ikhsan pun meminta kepada peserta mengikuti seluruh instruksi dari pelatih, tidak boleh cengeng dan manja.
“Kalian adalah cucu-cucu para pejuang. Tunjukkan mentalnya adalah mental baja, mental pejuang. Itu adalah ciri dari Arek Suroboyo. Dan Arek Suroboyo siap melakukan perubahan di sekolah masing-masing,” tuturnya.
Sementara itu, Perwira Staf Operasi Kolat Armada 2 Letkol Laut Yulius Tamoni menjelaskan, selama tiga hari anak-anak SMP/MTs ini dilatih ilmu seni memimpin dan manajemen siswa. Untuk kepemimpinan, siswa dilatih mulai dari memimpin diri sendiri, memimpin tingkat kelas, hingga organisasi.
“Untuk manajemen, berkaitan dengan pembuatan program-program dan bagaimana mengawasinya supaya bisa berjalan,” terangnya. Menurut Yulius, pihaknya juga berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menyisipi materi kesehatan, kenakalan remaja dan narkoba. “Selama tiga hari, siswa akan tidur di asrama,” tandasnya. (Humas Dispendik Surabaya)