Sehari setelah menerima penghargaan Lee Kuan Yew World City Prize kategori Special Mention di Singapura, lalu Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersama Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) melakukan arak-arakan keliling Kota Surabaya, Selasa (10/07/2018).
Arak-arakan itu diikuti Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan, Kapolrestabes Tanjung Perak AKBP Antonius Agus Rahmanto, Danrem Bhaskara Jaya/084 Kolonel (inf) Kolonel Kav M Zulkifli, Ketua DPRD Kota Surabaya Armuji dan beberapa pejabat lainnya. Rombongan arak-arakan ini menggunakan sekitar 15 mobil jeep tahun 60/70-an, start dari Korem 084/Bhaskara Jaya hingga Balai Kota Surabaya dengan membawa empat penghargaan.
Empat penghargaan itu adalah Lee Kuan Yew World City Prize kategori Special Mention, ASEAN Tourism Forum (ATF) di Thailand dan Global Green City PBB 2017, serta Learning City UNESCO. Keempat penghargaan tingkat dunia ini diarak oleh Forpimda Surabaya dan dipamerkan kepada warga Surabaya.
Rombongan ini berangkat dari Korem sekitar pukul 07.30 Wib, dengan rute dari Korem 084/Bhaskara Jaya kemudian berjalan ke arah Jalan A. Yani (frontage Barat) – Jalan Wonokromo – Jalan Raya Darmo – Urip Sumoharjo – Jalan Basuki Rahmat – Jalan Gubernur Suryo – Jalan Yos Sudarso – Jalan Walikota Mustajab – Balai Kota (sisi pintu selatan). Sepanjang perjalanan, Wali Kota Risma bersama Forpimda lainnya terlihat melampaikan tangan untuk menyapa warga yang ada di pinggir-pinggir jalan.
Tiba di Balai Kota Surabaya, rombongan ini sudah disambut oleh pasukan kebersihan, para guru dan siswa Kota Surabaya. Musik tradisional pun bergema menyambut kedatangan rombongan ini. Di samping itu, mereka juga disuguhi makanan-makanan khas Kota Surabaya.
Dalam sambutannya, Wali Kota Risma menyampaikan terimakasih banyak kepada semua pihak yang telah bekerja keras bersama-sama membangun Kota Surabaya, hingga akhirnya Kota Surabaya bisa mendapatkan penghargaan Lee Kuan Yew World City Prize 2018 ini. Ia mengaku, perjalanan mendapatkan penghargaan ini tidaklah mudah, karena ketika mengikuti untuk yang ketiga kalinya ini, dia sudah sempat pesimis.
“Jadi, waktu akan mengikuti ini untuk yang ketiga kalinya, ah mungkin tidak dapat lagi, karena sudah dua kali mengikuti penghargaan ini belum berhasil. Alhamdulillah mengikuti yang ketiga ini kita bisa berhasil mendapatkan special mention,” kata Wali Kota Risma.
Oleh karena itu, pagi hari ini Pemkot Surabaya bersama Forpimda mengarak penghargaan yang sangat bergengsi itu. Selain Lee Kuan Yew World City Prize, arak-arakan ini juga memamerkan tiga penghargaan internasional lainnya. “Kami arak beberapa penghargaan, supaya masyarakat juga tahu bahwa kita ini banyak mendapatkan penghargaan tingkat internasional,” ujarnya.
Meskipun sudah mendapatkan penghargaan ini, namun perjuangan Kota Surabaya masih belum selesai. Bahkan, Wali Kota perempuan petama di Kota Surabaya ini juga berharap seperti Kota Medellin yang beberapa tahun lalu meraih special mention, dan terus berkembang hingga akhirnya bisa menjadi juara umum. “Jadi, perjuangan kita belum selesai,” kata dia.
Menurut Wali Kota Risma, pembangunan Kota Surabaya ini tujuan utamanya bukan untuk penghargaan, melainkan kesejahteraan bagi warganya. Namun begitu, kesejahteraan kota itu perlu ada parameternya dan harus terukur dan bisa diukur, sehingga dengan penghargaan ini capaian utama itu bisa terlihat. “Saya juga baru tahu kalau tim juri dari penghargaan Lee Kuan Yew ini ada 26 orang, dan yang datang ke Surabaya hanya 7 orang. Jadi, kalau Surabaya lolos, itu memang karena Surabaya ini dinilai lebih dibanding kota-kota lainnya,” tegasnya.
Selain itu, Kota Surabaya ini sudah sejajar dengan kota-kota besar lainnya. Buktinya, yang mendapatkan Lee Kuan Yew World City Prize kategori Special Mention adalah Hamburg (Jerman), Kazan (Rusia) dan Tokyo (Jepang).
“Terus terang, saya tidak tahu bahwa pesaing penghargaan ini adalah kota-kota nomor satu tingkat dunia. Bahkan, semua yang mendapatkan penghargaan itu adalah ibu kota negara, kecuali Surabaya. Jadi, marilah kita berbangga, meskipun kita bukan ibu kota negara, tapi kita mampu bersaing dengan Tokyo ibu kota Jepang, Hamburg kota tertua di Eropa, dan Kazan kota kaya yang saat ini menjadi tuan rumah piala dunia sepakbola,” imbuhnya.
Oleh karena itu, lagi-lagi Wali Kota Risma mengajak kepada semua pihak untuk bersama-sama membangun Kota Surabaya. Sebab, perjuangan ini belum selesai, terutama bagi anak-anak Kota Surabaya yang sudah direncanakan akan menempuh pendidikan di Singapura. “Kalian akan bisa belajar di sana nanti, jadi harus selalu belajar dengan giat supaya sukses dan bisa menempuh pendidikan di sana,” kata dia.
Bahkan, ia juga mengajak warga Kota Surabaya untuk terus berjuang hingga tidak ada lagi warga Surabaya yang ketakutan untuk mencapai pendidikan tertinggi karena tidak ada uang, tidak ada lagi warga yang kelaparan dan kesulitan bekerja. “Mari bekerja keras demi masa depan yang lebih baik,” pungkasnya. (Humas Dispendik Surabaya)