Peningkatan mutu dan kualitas pendidikan inklusi terus ditingkatkan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Pendidikan (Dispendik). Mulai dari penyediaan sarana dan prasarana hingga Guru Pendamping Khusus (GPK) menjadi sebuah daya tarik bagi daerah lain untuk mengkaji dan mempelajarinya.
Pagi tadi, Rabu (30/05/2018) Dispendik Surabaya menerima kunjungan langsung dari Disdik Kota Banjarmasin, rombongan diterima langsung oleh Sekretaris Dispendik Aston Tambunan didampingi Kabid Sekolah Dasar Agnes Warsiati bersama Kasi Kurikulum Sekolah Dasar Munaiyah di ruang H.O.S Cokroaminoto.
“Kami ingin belajar banyak hal berkaitan pendidikan inklusi yang berhasil diterapkan Surabaya baik dari segi pembelajarannya ataupun kurikulum yang dipakai”, ujar Kadisdik Banjarmasin Totok Agus D.
Totok mengungkapkan bahwa kedepan pihaknya menginginkan adanya sebuah kerjasama seperti program pertukaran guru sehingga dapat meningkatan mutu serta kualitas pendidikan inklusi secara bersama-sama.
Pada kesempatan ini, Agnes menyampaikan bahwa di Surabaya terdapat 50 SD inklusi dan 23 SMP inklusi yang tersebar di berbagai wilayah. Untuk memberikan pelayanan pendidikan terbaik, pada setiap wilayah juga ada Pusat Layanan Disabilitas (PLD) dan Puspaga Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) di Siola.
“Di sekolah juga telah ada GPK dan terapis yang membantu kemudahan anak untuk belajar berdasarkan jenis ketunaannya”, terang Agnes.
Sementara itu, Munaiyah menambahkan untuk mewadahi bakat dan potensi anak setiap tahun menggelar apresiasai siswa inklusi. Melalui ajang tersebut beragam bakat anak inklusi ditunjukkan agar kedepan mereka mampu berasing.
“Para orang tua dan masyarakat juga mendapatkan edukasi agar anak-anak tersebut dapat tumbuh dan berkembang di masyarakat dengan baik”. (Humas Dispendik Surabaya)