“Junjung Tinggi Sportivitas”, demikian motto yang tercetak dalam spanduk Gala Siswa Indonesia atau GSI Jenjang SMP Kota Surabaya. Kompetisi GSI dilaksanakan di Stadion Brawijaya, di dalam Kompleks Kodam V Brawijaya mulai tanggal 21 Maret 2018, dan pemuncak acara pada tanggal 29 Maret 2018 sebagai penentuan juara GSI Kota Surabaya Tahun 2018.
Sampai menit terakhir wasit meniupkan peluit Kamis (29/03/2018), skor tidak berubah, sehingga kesebelasan SMPN 23 keluar sebagai Juara GSI Kota Surabaya Tahun 2018, dan kesebelasan SMPN 7 sebagai runner up. Sedangkan juara ketiga diraih oleh kesebelasan SMPN 25 yang menundukkan kesebelasan SMPN 57 dengan skor 3 : 1 yang bermain pada sesi pertama sebelum babak final dimulai.
“Mereka sudah siap untuk mengikuti lomba di tingkat provinsi, nantinya akan ada pelatihan pendampingan dari Dispora”, ujar Kadispendik Surabaya Ikhsan ketika membagikan trofi dan hadiah kepada para juara, Sabtu (31/03/2018) di ruang aula Ki Hajar Dewantara.
Ikhsan menuturkan anak-anak ini bila dilatih dengan serius dapat menjadi para pemain profesional tidak hanya di tingkat kota namun bahkan bisa menjadi pesepakbola terkenal dunia. Menurutnya, saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tengah menjalin kerjasama (sister city) dengan kota Liverpool, Inggris dan mereka tengah mencari bibit-bibit pesepakbola untuk mendapatkan pelatihan disana.
“Ini menjadi titik awal prestasi sepak bola pelajar Surabaya menjadi pemain bola kelas dunia”, terang Ikhsan.
Di sisi lain, Kepala Bidang PAUD, Penmas, Kesenian, dan Olahraga Siti Asiyah Agustini menuturkan GSI merupakan bagian dari program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Tahun 2018, berupa kompetisi sepak bola untuk siswa Sekolah Menengah Pertama atau SMP. GSI bertujuan sebagai wadah bagi siswa yang memiliki bakat dan potensi di bidang olahraga, khususnya sepak bola.
Masih menurut Asiyah, GSI diselenggarakan secara serentak seluruh Indonesia yang berjenjang dan berkesinambungan mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten/kota, tingkat provinsi, dan nasional. Tidak sampai di situ, para pemain berbakat hasil GSI akan dipersiapkan untuk ajang kompetisi sepak bola tingkat nasional dan internasional. Dengan bibit pesepak bola muda yang unggul, disertai dengan terjalinnya rasa kesatuan dan persatuan antara siswa seluruh Indonesia, sepak bola Indonesia akan mampu bersaing dengan tim-tim di berbagai belahan dunia, imbuhnya.
Sementara itu, Rafif Arsa menyatakan timnya dapat menjadi juara pertama GSI 2018 ia berterimakasih atas dukungan yang diberikan oleh warga sekolah sehingga menambah semangat juang kami untuk menang, tambah Rafif.
“Saya sangat senang dapat menyumbangkan gol penentu kemenangan melalui tendangan pinalti ke gawang kesebelasan SMPN 7. Alhamdulillah,” pungkas siswa asal SMPN 23 tersebut. (Humas Dispendik Surabaya)