Tak hanya pandai berorganisasi namun para pelajar SMP yang tergabung dalam Organisasi Pelajar Surabaya (Orpes) juga kreatif dan peduli terhadap lingkungan. Mereka memperingati Hari Air se-Dunia yang jatuh setiap tanggal 22 Maret tersebut dengan menggelar workshop film pendek dan penyuluhan tentang lingkungan.
“Sebanyak 350 siswa perwakilan OSIS dari setiap sekolah antusias mengikuti kegiatan ini karena mereka mendapatan bekal ilmu dalam membuat film pendek”, ujar Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Surabaya Aston Tambunan ketika membuka acara di SMPN 13, Sabtu (24/03/2018).
Aston menerangkan bahwa para pelajar iniliah yang nantinya akan menggantikan para pemimpin bangsa saat ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Pendidikan (Dispendik) terus berupaya mengembangkan bakat dan potensi anak di berbagai bidang.
“Kalian adalah calon pemimpin yang nantinya dapat membuka lapangan pekerjaan, jangan jadi pegawai yang berangkat setiap pagi dan terikat”, ungkap Aston.
Mantan Sekretaris Inspektorat Kota Surabaya itu menambahkan bahwa Orpes merupakan wadah berorganisasi bagi para pelajar untuk saling bekerjasama antar tim dan menghargai sesama rekan. Oleh sebab itu, ilmu dan pengalaman yang didapatkan selama berorganisasi dapat dijaadikan modal dalam meraih masa depan yang gemilang.
Aston menyampaikaan ada tiga materi dalam rangka memperingati Hari Air ini, pertama yakni terkait menjaga kelestarian air dan lingkungan, pengelolaan sampah, serta berkarya dengan film. Ia juga berharap agar para pelajar Surabaya nantinya dapat menjadi entrepreneur-entrepreneur muda berbakat.
Terkait pemanfaatan air, Aktivis Senior Tunas Hijau Bram Azzaino menuturkan 97 % air di dunia berasal dari air laut dan 3% nya lagi bersumber dari air tawar. Dari tig persen tersebut masih di bagi lagi 2 persen dari Gunung Es dan 1 persennya dari daratan. Jadi dengan kegiatan konservasi air seperti pembuatan lubang biopori mampu mencegah semakin parahnya kualitas dan jumlah air tanah.
Sementara itu, Fauzan Abdilah narasumber dari Independen Film Surabaya (INFIS) menerangkan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan film yakni diperlukan adanya riset, informasi, teknis audio dan video, limitasi waktu, tujuan dan pesan, karakter pemeran, sampai dengan daya tarik film tersebut.
“Untuk film pendek seperti di Instagram biasanya dibutuhkan waktu 60 detik saja, jadi harus benar-benar menggunakan manajemen waktu sebaik mungkin agar semua unsur dapat masuk”. (Humas Dispendik Surabaya)