Pemerintah Kota Surabaya akan melakukan imunisasi massal dengan pemberian vaksin untuk mencegah penyakit difteri melalui program Outbreak Response Immunization (ORI) Difteri tahun 2018. Dengan melakukan gerakan imunisasi secara serentak, Pemkot berkomitmen untuk mewujudkan masyarakat Surabaya bebas dari difteri. Langkah ini dilakukan sebagai respon cepat terhadap berkembangnya kasus difteri di Indonesia.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam sambutannya menyampaikan, kesadaraan tentang kesehatan dan kesejahteraan tidak perlu menunggu adanya aturan. Menurutnya, dibutuhkan sebuah kesadaran bersama, untuk sehat secara bersama-sama. ”Mari semua kita dukung, jadi bukan karena adanya program ini (ORI) baru kita gerak, karena ini adalah kepentingan bersama,” kata Wali Kota Risma, saat membuka pencanangan ORI yang bertempat di Taman Bungkul Surabaya, Jum’at, (02/02/18).
Data dari Dinkes Kota Surabaya mencatat sudah ada 17 kasus difteri klinis dengan satu hasil laboratorium positif dan terjadi peningkatan sebesar 46,7% sampai dengan tanggal 30 januari 2018. Hal ini yang membuat program ORI sangat perlu dilakukan di Kota Surabaya. Sasaran dari program ORI adalah anak-anak dibawah 19 tahun yang mencapai sekitar 753.498 anak.
Faktor lainnya, karena cakupan imunisasi lanjutan pada baduta (anak usia dibawah dua tahun) pada tahun 2017 sebesar 51,13% masih belum mencapai target yang ditentukan yaitu 90%. Cakupan Imunisasi DT pada anak usia sekolah dasar saat BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) kelas satu SD sebesar 93,18% dan BIAS Td pada anak kelas dua SD sebesar 93,59% dari target yang telah ditetapkan 95%. Imunisasi lanjutan baduta (usia dibawah dua tahun) sejak tahun 2015 ditetapkan menjadi indikator keberhasilan imunisasi. Untuk bisa menimbulkan kekebalan penyakit di masyarakat, maka cakupan imunisasi di Kota Surabaya harus tinggi dan merata.
Usai sambutan, Walikota beserta Forpimda secara resmi membuka Program Imunisasi Difteri dan dilanjutkan dengan menyaksikan secara langsung proses imunisasi yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya serta pemberian bingkisan kepada 18 Perwakilan pelajar dengan rentang usia 1-19 tahun (Humas Dispendik Surabaya)