“Keep Our Environment Clean! Way To Go! Keep It Up!, demikian kesan yang ditulis Anne Poggenpohl di atas kanvas usai menengok pengelolaan sampah di SMPN 23 Surabaya, Rabu pagi (13/12). Bersama Anne, Rubie van Crevel dan Siegfried Kruger, ketiganya dari ENVIU,sebuah perusahaan pengelola sampah dari Belanda. Mereka hadir di SMPN 23 didampingi Bram Azzaino, Aktivis Senior Tunas Hijau.
Kepada ketiga tamu, Bram menuturkan bahwa berbicara tentang budaya bersih suatu bangsa tentu terkait erat dengan kebiasaan masyarakatnya membuang sampah pada tempatnya. Mengumpulkan sampah secara teratur di tempat-tempat yang sudah disediakan, memilah-milah sampah sesuai jenisnya, sebelum dikelola atau diangkut ke tempat pembuangan akhir sudah merupakan perilaku yang inheren dalam budaya masyarakatnya.
Masih menurut Bram, SMPN 23 dipandang sebagai sekolah yang telah berhasih mengelola sampah. Hal ini dibuktihan bahwa SMPN 23 telah menjuarai Lomba Lingkungan Sekolah Sehat (LLSS) Jenjang SMP/MTs Tingkat Kota Surabaya 2017, sekaligus sebagai duta Surabaya untuk maju dalam LLSS Jenjang SMP/MTs Provinsi Jawa Timur 2017, imbuhnya.
Sementara itu, Kun Mariyati, S.Pd., Penanggung Jawab PLH SMPN 23, menambahkan bahwa untuk mengurangi atau meminimalkan sampah di sekolah, para siswa diwajibkan membawa bekal makanan dan minuman dari rumah dalam kemasan yang dapat dipakai berulang-ulang. Kantin sekolah hanya menyediakan kue dan makanan yang sifatnya untuk tambahan saja. Kue dan makanan disajikan tanpa kemasan plastik atau kertas, tambah Kun.
Kun Maryati dan Bram Azzaino mengajak ketiga tamunya berkeliling area sekolah, di antaranya ke tempat tong sampah kelas-kelas, tempat pembuatan kompos dari sampah daun yang dihasilkan dari pepohonan sekitar sekolah, ke Green House, dan ke Hutan Sekolah. (Humas Dispendik Surabaya)