Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Pendidikan bekerjasama dengan Balai Bahasa Jawa Timur menggelar acara Pemartabatan Bahasa Negara di Ruang Publik, Selasa (12/12/2017). Bertempat di Aula Ki Hajar Dewantara, Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Acara tersebut dihadiri sekitar 30 peserta yang berasal dari perwakilan organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Surabaya.
Muhammad Abdul Khak, Kepala Balai Bahasa Jawa Timur dalam sambutan pembukannya menyampaikan, saat ini mulai terjadi penjajahan bahasa, ia mencontohkan banyaknya ruang publik yang kini dipenuhi dengan bahasa asing, seperti hotel-hotel dan tempat wisata yang lebih banyak menggunakan bahasa inggris di menu ataupun papan penunjuk jalan.
Padahal, menurut Abdul tidak harus menggunakan Bahasa Inggris untuk maju, produsen motor terkenal asal Jepang menggunakan nama dan bahasa Jepang untuk produknya namun tetap diminati dan menjadi juara dalam ajag balap motor internasional. Menurutnya fenomena ‘Xinomania’ atau pemikiran bahwa barang/bahasa luar negeri itu hebat banyak terjangkit di negara berkembang, padahal di negara maju sendiri masyarakat selalu lebih menggutamakan bahasa negaranya masing-masing.
Sementara itu, Aston Tambunan menyampaikan terimakasihnya kepada perwakilan OPD yang sudah menyempatkan hadir. Menurutnya, topik yang akan dibahas kali ini sangat menarik karena banyak masyarakat yang lebih gemar menggunakan bahasa Inggris sebagai campuran. Ia mencontohkan pengucapan ‘next’ ketika sedang presentasi.
Padahal, penggunaan bahasa negara sendiri tercantum dalam Sumpah Pemuda yaitu Menjunjung Bahasa Satu yaitu Bahasa Indonesia. Sehingga sudah sepatutnya kita lebih mengutamakan menggunakan bahasa negara dari pada bahasa luar hanya agar terlihat keren.Setelah sambutan, cara dilanjutkan dengan paparan oleh Muhammad Abdul khak, Kepala Balai Bahasa Jawa Timur mengenai Peta Jalan Pemartabatan Bahasa Negara di Ruang Publik. (Dinkominfo/Humas Dispendik Surabaya)