Guna meningkatkan kemampuan serta kualitas para guru menyusun soal-soal High Order Thinking Skill (HOTS) terutama dalam mempersiapkan para siswa mengikuti ujian nasional. The Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) QITEP bersama Dinas Pendidikan Kota Surabaya (Dispendik) lakukan riset kepada beberapa guru bahasa Indonesia SMP dan guru kelas 5 SD.
Masing-masing terdiri atas tiga orang guru mata pelajaran (mapel) Bahasa Indonesia, tiga orang guru mapel Bahasa Inggris, dua orang guru SDN kelas 5, dan dua orang guru SDN kelas 6.
“Ada beberapa pertanyaan yang harus kami jawab pada waktu interview untuk kepentingan pendalaman materi HOTS”, ujar Ali Mukson salah seorang guru bahasa Indonesia SMPN 23, pagi tadi Jumat (12/08) di ruang Kartini.
Ali menuturkan, ada tiga hal penting dalam diskusi berkait riset tersebut adalah tentang perencanaan sebelum mengajar, proses pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.
Selain Ali, Ahmad Zainudin, M.Pd., guru mapel Bahasa Indonesia SMPN 51, menuturkan bahwa sebelum mengajar yang perlu disiapkan yaitu RPP, media pembelajaran, alat evaluasi, dan tindak lanjut atau tugas siswa setelah pembelajaran. Dengan persiapan tersebut diharapkan pembelajaran akan berjalan sesuai tujuan.
Masih menurut Zainudin, untuk merangsang kompetensi siswa sesuai tuntutan zaman, evaluasi pembelajaran perlu menitikberatkan juga tes atau penilaian berbasis HOTS.
Sementara itu, Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Mamik Suparmi menerangkan riset ini bertujuan untuk penggalian data bagaimana seorang guru menyusun, merencanakan, serta mengimplementasikan sampai dengan melakukan evaluasi sebuah pembelajaran. Dari hasil riset tersebut para guru nantinya akan mendapatkan pendalaman materi dalam menyusun soal HOTS. (Humas Dispendik Surabaya)