Peran Perpustakaan Bagi Budaya Literasi
Masuk area Perpustakaan Kampus Dong Eui University, Delegasi Pendidikan Surabaya disambut Humas Perpustakaan untuk menyusuri semua ruang dan menjelaskan berbagai fasilitas yang ada di perpustakaan kampus ini. Meski perpustakaan ini milik kampus, tapi masyarakat umum di luar civitas akademika tetap dapat mengakses semua vasilitas yang ada. Oleh karena itu, perpustakaan juga menyediakan ruang dan koleksi untuk usia anak-anak, dan masyarakat umum.
Buku-buku yang dikoleksi perpustakaan ini ditata sedemikian rupa sehingga tampak rapi dan menarik. Perpustakaan selalu bersih dan tenang. Sangat kondusif untuk membaca dan belajar. Untuk judul koleksi buku yang jumlah koleksinya banyak, disediakan rak khusus yang ada laci dibelakangnya yang mudah dibuka untuk menyimpan kelebihan koleksi sehingga yang tampak hanya 1 jilid dan dapat ditata full cover.
Di samping itu, berbagai koleksi digital dan audio visual. Ada ruang khusus untuk menyimpan berbagai koleksi video dan disediakan pula ruang mini teatre untuk menontonnya.
Perpustakaan ini juga berfungsi sebagai museum kampus. Berbagai peninggalan bersejarah tentang kampus dan kehidupan pendirinya, Mr. Kim Im Silk tersimpan rapi dan sangat terawat di sini. Sehingga pengunjung dapat mengetahui sejarah perkembangan kampus dari masa ke masa.Selain itu, setiap tahun semua perpustakaan di Korea Selatan mengadakan gerakan membaca bersama. Pemerintah menetapkan 1 judul buku yang harus dibaca oleh warganya. Kemudian diadakan lomba mengarang resume dengan hadiah berupa kupon belanja yang sangat menggiurkan.
Dengan berbagai fasilitas yang ada ini membuat masyarakat dari berbagai usia dan kalangan berbondong-bondong mengunjungi perpustakaan dan memanfaatkan berbagai koleksi dan program-programnya. Perpustakaan di Korea Selatan tidak pernah sepi pengunjung. Semua ini dapat mendongkrak minat baca masyarakatnya menjadi sangat tinggi.
FLS (Free Learning Semester)
Pendidikan Korea Selatan sekarang sudah tergolong yang terbaik di dunia tapi ternyata membawa efek yang kurang baik bagi kehidupan para pelajarnya. Tentu saja hal ini menjadi sesuatu yang sangat tidak diinginkan untuk masa depan Korea Selatan.
Setelah memperhatikan kondisi kehidupan para pelajar tersebut, maka Pemerintah Korea Selatan berupaya untuk mengubah paradigma pendidikan dan memperbaiki kurikulumnya. Salah satu diantaranya adalah dengan sistem Free Learning Semester (FLS). Suatu sistem yang memberikan kebebasan kepada para pelajar untuk memilih dan menekuni berbagai pelajaran yang sesuai dengan bakat dan minat mereka tanpa harus dibebani dengan batasan-batasan skor penilaian, melainkan lebih dititikberatkan pada pencapaian kemampuan untuk berkreasi dan mengembangkan diri.
Perubahan sistem dengan penerapan FLS ini, siswa akan lebih terpacu lagi untuk berkreasi sesuai dengan bakat dan minatnya sehingga mereka bisa lebih cepat menemukan jati dirinya, menguatkan kepribadiannya serta menemukan jalan untuk masa depannya.
Menengok FLS tersebut, ke depan perlu adanya perubahan paradigma dalam pendidikan kita.
Jika dulu kita berfokus pada keunggulan keseluruhan sistem pendidikan maka fokus ke depan adalah pendidikan untuk mengembangkan masa depan dan bakat individu. Jika dulu pendidikan kita hanya berorientasi skor nilai maka pendidikan ke depan berorientasi pada pengembangan kreativitas dan kepribadian.
Jika pendidikan kita kemarin menimbulkan kurangnya waktu pribadi yang diberikan kepada siswa untuk merencanakan masa depa masing-masing, maka pendidikan ke depan harus memberi kesempatan kepada para siswa untuk memungkinkan mereka mencari dan menemukan jalan bagi masa depan mereka sesuai dengan kemampuan dan talenta individu masing-masing. (Humas Dispendik Surabaya/diolah dari berbagai sumber)