Suhu Kota Busan di luar ruang mencapai -1 derajat celcius namun tidak menyurutkan semangat delegasi pendidikan Surabaya untuk belajar pendidikan, budaya, serta kemajuan teknologi di negeri gingseng tersebut.
Minggu, (19/11) rombongan delegasi pendidikan Surabaya yang terdiri dari para guru dan kepala sekolah berperstasi baru masuk ke kamar asrama Mahasiswa Dong Eui University setelah seharian mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas dan pengenalan budaya Korea Selatan (Korsel) terutama terkait budaya kulinernya.
“Sungguh ini pengalanan yg luar biasa. Kami sangat berterima kasih kepada Pemkot Surabaya yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk belajar di Busan “, ujar Mohammad Sufyan Kepala SMPN 11 yang turut dalam delegasi pendidikan Surabaya ke Busan, Korea Selatan (Korsel).
Hari ini, Senin (20/11) kami belajar banyak hal dari Dinas Pendidikan kota Busan tentang dinamika kurikulum pendidikan baik dari sisi konsep maupun aplikasinya.
“Sejak awal merdeka hingga kini kurikulum di Busan telah berganti sebanyak enam kali hampir sama seperti di Indonesia, sedangkan perubahan kurikulum baru akan diterapkan mulai tahun (2018,red) di Korsel”.
Menurutnya , banyak hal tentang kurikukum pendidikan di Korsel yang sebenarnya telah terakomodir didalam kurikulum 2013 Revisi 2017, terutama terkait literasi, pembelajaran HOTS Keterampilan abad 21: Critical Thinking, Creative, Collaborative, Communication. Juga tentang pemberian kebebasan kepada guru untuk mengembangkan kurikulum, mulai pengembangan silabus, RPP, Bahan ajar dan LKS.
Jam belajar siswa tidak jauh berbeda dengan kota Surabaya yang telah menerapkan 5 hari masuk sekolah yang didalamnya telah meliputi kegiatan ekstrakuliler.
“Penerapan kurikulum seperti kurikulum di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1992, namun kita tetap optimis untuk menjadikan pendidikan di Surabaya lebih maju”, pungkas Mohammad Sufyan. (Humas Dispendik Surabaya)