Hampir semua orang sudah mengenal Tugu Pahlawan, Rumah Wafat WR Supratman, Hotel Majapahit, Rumah Lahir Bung Karno, Rumah Tinggal HOS Tjokroaminoto, Gedung Resolusi Jihad, dan Penjara Kalisosok. Hanya sedikit orang yang mengenang bahkan tidak tahu peristiwa 23 Nopember 1947.
Lebih kurang 100 orang dibawa paksa dari Stasiun Bondowoso ke Stasiun Wonokromo Surabaya. Keberadaan mereka dipecah dalam 3 Gerbong yang tertutup rapat dan di Las rapat tanpa udara. Tidak terbayangkan lagi bagaimana nasib pejuang setelah 16 jam terkurung di Gerbong.
Siswa SDN Lakbansa (Bulak Banteng I/263), Kec. Kenjeran Surabaya, melaksanakan kegiatan KTS yang terbagi dalam 4 Kelompok yaitu : Taman Flora I-Bratang, Taman Flora II-Gunung Anyar, Pemadam Kebakaran Kenjeran, dan Museum Juang 45. Kegiatan di Taman Flora, siswa belajar Teknis Pembuatan Kompos dengan Nara Sumber Dinas Pertamanan, dengan LKS yang disusun oleh guru-guru. Di Pemadam Kebakaran, Siswa belajar dan praktik langsung tentang Cara Penyemprotan dan Penggunaan alat-alat PMK. Kegiatan di Gedung Juang 45, siswa diajak Wisata Sejarah oleh Pemandu Gedung Juang 45, dengan ditunjukkan Gerbong Maut. Kegiatan berakhir di Masjid Agung Surabaya. Siswa yang awalnya berpakaian Olah raga, berganti pakaian Busana Muslim dan menyiapkan perlengkapan untuk Sholat Dzuhur bersama.
Kereta Api Gerbong Maut berada di Museum Brawijaya, Jalan Ijen No. 25 Malang, Replika nya ada di Monumen Gerbong Maut Bondowoso, dan satu lagi ada di Museum Juang 45. Keberadaan Gerbong Maut disini dikelilingi oleh Rumah Pedesaan yang waktu itu digunakan oleh kaum Gerilya. Keadaan rumah tempat tinggal para Gerilya, saat ini cukup memprihatinkan. Dengan melihat langsung siswa dan guru mendapat inspirasi bagaimana seharusnya merawat obyek Sejarah, sehingga menjadi subyek yang menarik. Paling tidak siswa SDN Lakbansa telah mengenal Perjuangan para Pahlawan yang benar-benar rela berkorban tidak hanya harta, tapi nyawa sebagai taruhan. Keberadaan Museum Juang 45 di Jalan Mayjen Sungkono lebih dikenal sebagai Gedung Pertemuan.
Belajar dengan mengalami sendiri, dan bertemu dengan obyek yang sesungguhnya akan lebih membekas di hati siswa dan guru. KTS (Kegiatan Tengah Semester) sebagai suatu Kegiatan yang patut di apresiasi semua pihak dengan syarat dirancang secara matang baik latar belakang, tujuan, manfaat, sumber dana dan Lembar Kerja Siswa (Siswa) sehingga siswa mendapat pengalaman yang nanti perlu dituangkan dalam Tulisan dan Laporan. Semua kegiatan harus selalu terkait dengan Tema Pembelajaran K-13 dengan tetap mengembangkan KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4. (Humas Dispendik Surabaya)