Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kembali memberi Anugerah Kita Harus Belajar (Kihajar) kepada para kepala daerah. Tahun ini sebanyak 6 provinsi dan 9 kabupaten/kota diganjar penghargaan karena kepedulian dan komitmen pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk dunia pendidikan dan kebudayaan.
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menerima Anugerah Kihajar 2017 kategori utama tingkat kabupaten-kota. Ini merupakan penghargaan tertinggi. Sementara Provinsi Jawa Tengah (Jateng) peraih kategori utama tingkat provinsi.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya Ikhsan menjelaskan, bu walikota sangat memiliki komitmen yang besar dalam pengembangan IT di semua sektor pemerintahan demikian pula di dunia pendidikan sehingga dipandang layak oleh Kemdikbud untuk mendapat Anugerah penghargaan KiHajar, tentunya ini tidak terlepas dukungan darinsemua pihak baik itu OPD, kepala sekolah, guru, pengawas, dan lain sebagainya. Karena sinergi yang berjalan baik, penerapan TIK bidang pendidikan berjalan optimal.
“Bu Risma memang punya visi yang luar biasa dalam pengembangan teknologi informasi, sehingga Surabaya beberapakali mendapat penghargaan internasional berkaitan dengan smart city,” katanya, Kamis (16/11). Untuk Dispendik yang memiliki visi Surabaya sebagai barometer dan inspirator pendidikan nasional, ada 25 aplikasi yang dikembangkan.
Aplikasi dikembangkan untuk mempermudah pekerjaan. Kemudian pekerjaan itu dilakukan dengan benar, terukur, terstandar, dan transparan. Yang tak kalah penting, bekerja menjadi nyaman dan aman. Ikhsan mengungkapkan, pengembangan aplikasi ini juga terinspirasi dari pesan sahabat nabi, yakni didiklah anakmu sesuai zamannya
“Anak-anak kita sekarang ini generasi z, anak-anak milenial, anak-anak now. Mereka sudah luar biasa, jangan sampai guru-guru itu kalah canggih dengan anak-anak yang mereka dampingi. Makanya, kami juga menyiapkan guru-guru kami agar tidak kalah. Meski anak-anaknya zaman z dan guru-gurunya zaman x, tapi casingnya guru-guru Surabaya itu generasi z,” tegasnya.
Di bidang pendidikan, kata Ikhsan, pemanfaatan TIK berdasarkan 8 standar nasional pendidikan. Untuk standar isi menggunakan klinik kurikulum. Standar proses memakai penerimaan peserta didik baru (PPDB) online, try out online, Surabaya belajar, serta multimedia pembelajaran. “Ini bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat secara langsung,” katanya, Kamis (16/11).
Standar kompetensi lulusan mencakup ujian nasional berbasis komputer (UNBK) dengan persentase 100 persen dan pendaftaran online lomba siswa. Pemanfaatan TIK juga dirasakan pendidik dan tenaga kependidikan (PTK). Ikhsan mengungkapkan, pihaknya menyediakan jurnal online, seleksi kepala sekolah online, hingga P2KGS.
Untuk standar sarana dan prasarana, Dispendik menyediakan profil sekolah lengkap secara online. Untuk standar pengelolaan, TIK dipakai gaji online, SIPKS, dan RKAS online. Standar pembiayaan ada BOS online dan BOPDA online. Terakhir, kata mantan Kepala Bapemas dan KB Kota Surabaya ini, standar penilaian menggunakan rapor online dan USBK online.
Ikhsan mengungkapkan, masih ada beberapa strategi pengembangan TIK di dunia pendidikan Kota Surabaya. “Kami sedang menyiapkan e-learning, e-siswa, serta kuis mobile berbasis android bagi siswa,” tandasnya.
Terpisah, Kepala Pustekkom Kemendikbud Gogot Suharwoto mengatakan, tahun ini menjadi tahun ke-6 pemberian apresiasi yang tinggi kepada pemerintahan kabupaten/kota dan provinsi untuk bidang TIK. Kemendikbud menilai, 15 daerah ini peduli dan komitmen dalam membuat kebijakan, mengembangkan, serta mengimplementasikan TIK. (Humas Dispendik Surabaya)