Pelayanan penanganan permasalahan remaja akibat adanya pengaruh-pengaruh negatif dampak dari kemajuan jaman yang semakin modern membutuhkan program konseling professional bagi anak.
Hal tersebut telah dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Surabaya (Dispendik) selama bertahun-tahun melalui konselor sebaya hingga ekstrakurikuler konselor sebaya di sekolah.
Guna meningkatkan profesionalisme guru BK di sekolah dalam rangka melakukan pembinaan kader konselor sebaya ataupun hingga ekstrakurikuler konselor sebaya, Dispendik gelar Training of Trainers (TOT).
“Guru BK saat ini harus mampu menjadi sahabat siswa untuk bersama menjalankan program konselor sebaya”, tutur Kadispendik Surabaya Ikhsan, pagi tadi (27/09) di ruang Ki Hajar Dewantara.
Ikhsan mengungkapkan melalui sinergi antara guru BK dan siswa mampu menghapus image bahwa guru BK sebagai polisi sekolah.
“Anak-anak saat ini ketika mendapatkan masalah curhatnya sering ke media sosial ataupun dengan teman sebayanya, kader konselor sebaya dapat menjadi jembatan antara guru dan siswa”.
Mantan Kepala Bapemas dan KB Kota Surabaya tersebut juga berujar sekolah jangan sampai salah mengambil langkah dalam menangani permasalahan anak, harus di konsultasikan dahulu secara bersama.
“Ketika ditingkat sekolah tidak tertangani, kita juga punya tim di tingkat kota”.
Sementara itu, narasumber dari LSM Genta Didik YRP mengutarakan membahas persoalan remaja yang tidak ada habisnya dibutuhkan adanya sebuah profesionalitas dari para guru BK. Menurutnya, dalam TOT ini ada 11 tema/modul yang diajarkan, fungsinya setelah mendapatkan TOT mereka (guru BK) dapat menyampaikan kepada para kader ataupun guru BK lainnya.
“Ini merupakan wujud dalam memperkuat program perlindungan anak sesuai dengan Permendikbud. No. 82 Tahun 2015”, pungkas Didik. (Humas Dispendik Surabaya)