Puluhan siswa dari berbagai SMP di Surabaya hari ini, Selasa (22/08) mengikuti ajang pengembangan bakat dan potensi siswa di bidang akademik. Acara yang berlangsung di Convention Hall Jl. Arif Rachman Hakim tersebut memamerkan 343 karya penilitian.
Pada kesempatan ini, Walikota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, bangsa Indonesia kurang meminati riset. Sehingga, menjadi bangsa pengguna, menjadi pasar produk-produk luar negeri. Dengan jumlah penduduk yang besar, potensi pasar di Indonesia cukup menggiurkan. “Kenapa seperti itu? Karena kita lemah dalam bidang penelitian,” kata dia saat membuka Young Scientists Competition di Convention Hall.
Risma, sapaan akrab walikota, meminta kepada guru, kepala sekolah, serta Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya untuk terus membimbing siswa menjadi peneliti andal. Dengan begitu, nalar siswa dapat diasah. “Kalau sudah paham sebab akibat, anak-anak akan mudah menalar segala sesuatunya,” ujarnya.
Nalar yang terasah, lanjut Risma, diharapkan membuat siswa tidak lagi berkata tidak tahu terhadap berbagai fenomena. “Dengan berpikir kritis, mereka bisa mencari sampai ketemu,” terangnya. Dia mencontohkan munculnya paham radikal karena sebagian orang tidak mau berpikir panjang dan kritis.
Risma pun berharap melalui ajang peneliti belia ini bangsa Indonesia, utamanya warga Surabaya, tidak lagi menjadi pasar produk bangsa lain. Tidak lagi menjadi pengikut dan tidak pernah jadi produsen, serta tidak bisa mengalahkan bangsa lain. “Itu jangan sampai terjadi,” katanya.
Dia juga berpesan agar bakat anak-anak dalam meneliti terus dikembangkan. Tidak berhenti dalam ajang lomba. “Tidak menang tidak apa-apa. Yang penting anak-anak mau belajar dan punya nalar terhadap segala sesuatu,” pesannya.
Sementara itu, Kadispendik Surabaya Ikhsan menyampaikan lomba peneliti belia ada empat kategori lomba. Komputer, fisika, matematika, dan ekologi. Untuk Ekologi terbagi dua, life scince dan enviromental science. “Total peserta mencapai 668 siswa dengan 343 penelitian,” ujarnya.
Secara rinci, jumlah peserta kategori komputer 49 siswa dengan 25 penelitian, matematika 61 peserta dengan 32 penelitian, fisika 84 siswa dengan 44 penelitian, enviromental science 16 peserta dengan 83 penelitian, dan life science 313 peserta dengan 159 penelitian.
Ikhsan menyatakan, inovasi yang lahir dari kompetisi peneliti belia ini berangkat dari berbagai persoalan di masyarakat maupun pengembangan atas ilmu pengetahuan. Dengan begitu, hasil karya mudah diaplikasikan secara tepat guna. (Humas Dispendik Surabaya)