Emerson, salah satu kadet US Army berhasil memikat hati para siswa untuk membuat ratusan lubang biopori di jalur hijau Jalan Raya Kertajaya Indah, Selasa (01/08). Berkat bakatnya yang nyentrik, yaitu bisa menyayikan lagu khas ikonik kota Pahlawan yang berjudul Surabaya Oh Surabaya, dia mampu membuat para siswa berkerumun. Cara tersebut menjadi senjata baginya untuk mengajak mereka bersemangat dalam membuat lubang resapan biopori.
Kegiatan yang dibuka oleh Syaifullah Yusuf, Wakil Gubernur Jawa Timur yang juga Ketua Kwarda Pramuka Jawa Timur ini diramaikan oleh 15 kadet US Army bersama dengan 15 orang Taruna Akademi TNI AL dan lebih dari 170 orang siswa kader lingkungan hidup dan Pramuka. Mereka berasal dari SDN Kaliasin I, SDN Airlangga I, SDN Tanah Kalikedinding I, SMPN 19, SMPN 23, SMPN 60 dan SMKN 10.
Dalam pengarahan teknisnya, Presiden Tunas Hijau yang juga Andalan urusan Lingkungan Hidup Kwarda Jatim Mochamad Zamroni menjelasan bahwa lubang resapan biopori yang dibuat adalah berkedalaman 1 meter dan diameter 12 cm. “Lubang biopori itu harus diisi penuh sampah organi,” terang Zamroni.
Dijelaskan oleh Zamroni bahwa aksi biopori ini untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup sekitar. “Tanah akan menjadi lebih subur, penyerapan air hujan semakin efektif dan mencegah banjir. Biopori di kawasan yang tidak jauh dari pesisir Surabaya ini juga untuk mencegah intrusi atau masuknya air laut ke daratan,” jelas Zamroni.
Pada aksi biopori itu, siswa lokal harus ditemani oleh kadet. Tujuannya adalah agar memupuk rasa kebersamaan dan rasa memiliki dalam kegiatan lingkungan. “Dengan menyatukan antara siswa dan kadet, harapannya bisa saling belajar mengenai budaya dan isu lingkungan yang ada di masing-masing tempat,” ucap Anggriyan Permana, aktivis senior Tunas Hijau.
Kesempatan tersebut dirasakan oleh Gardana Wong Alit, Pangeran Lingkungan Hidup 2016 dan Tunas Muda Pembaharuan Indonesia 2017 dari SDN Kaliasin 1 yang berani berkomunikasi dengan bahasa inggris.
“Sebagian besar kegiatan ngebor biopori ini merupakan pengalaman pertama bagi para US Army. Karena kegiatan ini katanya tidak ada di pelatihan militer di Amerika Serikat.” ucap Gardana, yang antusias berkomunikasi dengan para US Army.
Beberapa kadet US Army mengaku bangga bisa membuat lubang resapan biopori. Dalam pengalaman kali pertamanya tersebut, Brice, salah seorang kadet menuturkan bahwa berhasil membuat 10 lubang resapan biopori. “Saya senang bisa melakukan aksi seperti ini, sudah 10 lubang saya buat dengan dibantu oleh para siswa. Saya menjadi semangat, sebab para siswa juga semangat menggali lubangnya,” tutur Brice sambil terus menggali lubang biopori.
Sementara itu, Maggio, pembina kadet yang mengaku bahwa aksi lingkungan ini bukan kali pertama baginya. Di desanya yang berada di California, ia pernah melakukan aksi penghijauan dengan memanfaatkan lahan kosong. “Karena di California sangat jarang lahan hijau, makanya saya memanfaatkannya dengan aksi penghijauan, kalau di Surabaya kalian bisa manfaatkan untuk beragam aksi lingkungan, salah satunya dengan biopori ini,” ujarnya. (Humas Dispendik Surabaya)