Inovasi dan kemajuan pendidikan Surabaya tak boleh dianggap remeh, berbagai daerah hampir dari seluruh Indonesia pernah berkunjungan ke Surabaya untuk mempelajari sistem dan tata kelola pendidikan.
Siang tadi, Jumat (21/07) Dinas Pendidikan Kota Surabaya (Dispendik) menerima kunjungan dari para anggota Komisi C DPRD Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara. Rombongan diterima langsung oleh Kadispendik Surabaya Dr. Ikhsan, S. Psi, MM di ruang HOS Cokroaminoto.
“Kedatangan kami Surabaya adalah untuk belajar tentang sistem PPDB online yang berhasil diterapkan”, ujar H. Taufik Agustian Azhar salah satu anggota Komisi C DPRD Kota Tanjungbalai.
Taufik menguatakaran selain belajar tentang PPDB online, pihaknya juga ingin mempelajari menganai beragam inovasi pendidikan yang berhasil dikembangkan di Surabaya, seperti rapor online.
Sementara itu, pada kesempatan ini Kadispendik Ikhsan mengutarakan hampir setiap hari Dispendik menerima kunjungan dari daerah lain untuk bersama-sama memajukan pendidikan di daerahnya masing-masing. Tidak hanya itu kesempatan ini juga digunakan untuk saling bertukar pengalaman mengembangkan pendidikan pada daerah masing-masing.
Terkait PPDB online, Ikhsan mengutarakan PPDB online menganut 4 azas yakni obyektifitas, transparansi, akuntabilitas, serta tidak diskriminatif. Dalam PPDB tahun ini ada beberapa jalur yang disiapkan, pertama untuk jenjang SD melalui jalur umum dan mitra warga (semi online melalui sekolah), sedangkan untuk jenjang SMP ada lima jalur diantaranya jalur prestasi (online), jalur mitra warga ( semi online melalui sekolah), jalur inklusi (offline), jalur kawasan (online), dan jalur umum (online).
“Khusus untuk prestasi olahraga, selain melalui online nanti juga ada uji teknis yang melibatkan professional olahragawan di bidangnya untuk menguji calon pendaftar”.
Sementara itu, berbicara rapor online Sekretaris Dispendik Drs. Aston Tambunan, M. Si menyampaikan sudah lima tahun ini sekolah-sekolah di Surabaya menerapkan rapor online, ide pembuatan rapor online didasari atas kebakaran di salah satu sekolah pada tahun 2013 lalu yang melenyapkan dokumen-dokumen penting, sehingga dibutuhkan sebuah sistem database siswa ditambah lagi dengan munculnya kurikulum 2013 yang membutuhkan banyak penilaian pada setiap kompetensi dasar (KD) di setiap mata pelajaran.
“Rapor online meruapakan salah inovasi yang pernah mendapatkan penghargaan dari Kemdikbud dan kemudian di pusat dikembangkan menjadi E-Rapor”.
Aston juga menambahkan selama lima tahun ini tidak lebih dari 21 sistem aplikasi online yang telah dikembangkan Dispendik. Ke-21 sistem tersebut diantaranya profil sekolah, SIPKS, Seleksi Kepala Sekolah Online, Jurnal Online, Surabaya Belajar, Multimedia Pembelajaran Online, Rapor Online, Try Out Online, PPDB Online, Sahabat Dispendik, Klinik Kurikulum, Kenaikan Pangkat Online, Tantangan Membaca Surabaya, Aplikasi Gaji Online, P2KGS, Profil LKP dan PKBM, UNBK 100 persen, JOSS, Perijinan Online Terpadu, USBK Online, serta Rekomendasi Luar Kota Online. (Humas Dispendik Surabaya)