Ada yang ramai dan senang di ruang OSIS SMPN 43 yang bersebelahan dengan ruang sumber siswa-siswi ABK dari sekolah inklusi, ternyata siswa-siswi ABK sedang melakukan kegiatan Rabu memasak bersama dengan GPK guru pendamping khusus siswa ABK. Pada kesempatan ini para siswa ABK memasak nasi goreng dengan menu lauk pauk yang sederhana.
Kepala SMPN 43 Drs. Moch. Kelik, S.Dj., M.Si. mengutarakan, program Rabu memasak yang dirancang sedemikan rupa akan membawa siswa-siswi ABK mempunyai kepercayaan diri yang kuat trampil dan tidak minder dengan mereka yang normal, sehingga nantinya dapat bersosialisasi di masyarakat dengan baik.
“Program Rabu memasak ini direncanakan sebulan 2 kali yakni pada hari Rabu Minggu 2 ke 4”, ujar Kelik Rabu (15/03).
Kelik menuturkan pada program Rabu memasak ini, para siswa ABK telah diberikan tugas masing-masing, seperti halnya Nabilas siswa kelas 7-D yang diberikan tugas mengupas bawang putih dan bawang merah, Nanda siswa kelas 7-A mendapatkan tugas meracik bumbu dan menggoreng nasi, Yasin siswa kelas 9-C memotong sosis, Iyen siswa kelas 8-C mendapat tugas memotong pentol bakso, Nadifta kelas 7-D dan Lili kelas 7-A mendapatkan tugas menyiapkan sajian makan yang telah masak sedangkan Rangga kelas 7-D, Juli kelas 7-E dan Lutfi kelas 8-C mendapatkan tugas mencuci peralatan masak dan piring sajian.
Ia menambahkan, memang tidak semua siswa ABK yang berjumlah 40 siswa dari kelas 7 sampai kelas 8 di sekolah inklusi SMPN 43 terlibat di dalam kegiatan permulaan untuk program Rabu memasak, akan tetapi mereka semuanya nanti akan merasakan yang sama dengan temannya yang sedang berkegiatan, hal ini memang untuk memaksimalkan sarana dan prasarana yang terdapat di SMPN 43.
Asih Suhartini, M. Pd koordinator dan penanggungjawab semua kegiatan sekolah inklusi SMPN 43 menjelaskan untuk kegiatan permulaan pihaknya menggunakan sanggar pengurus OSIS, akan tetapi tidak mengurangi semangat para guru GPK dan siswa ABK untuk mengikuti kegiatan Rabu memasak.
“Tidak kalah semangatnya dengan siswa ABK, guru GPK pun tampak kompak dalam menciptakan inovasi untuk membina siswa-siswi ABK membentuk kepribadian yang tangguh dan terampil”, pungkas Asih. (Humas Dispendik Surabaya)