Sekitar 400 Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), siang tadi Selasa (14/03) mengikuti kegiatan workshop. Acara yang di gelar di gedung Wanita Surabaya tersebut terselenggara oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kota Surabaya bekerjasama dengan Pemerintah Kota Surabaya, Junior Chamber International (JCI), Bina Anak Istimewa, dan ASA Surabaya.
Ketua DWP Kota Surabaya Chusnur Ismiyati Hendro Gunawan mengungkapkan, bahwa workshop ini dalam rangka menyosong Walk For Autism pada bulan April mendatang. Menurutnya, tidak hanya siswa ABK yang mengikuti gelaran roadshow pertama namun juga turut diikuti oleh para pendidik PAUD yang berasal dari 4 kecamatan (Simokerto, Bubutan, Tegalsari, Genteng) di wilayah Surabaya Pusat.
Pada Sesi pertama pukul 08.30-11.00 WIB kegiatan diisi dengan lomba mewarnai ibu dan anak di lantai 1 Gedung Dharma Wanita Surabaya dan pararel di sesi kedua di lantai 2 gedung yang sama pukul 08.30-15.00 WIB diisi oleh berbagai seminar. Seminar terdiri dari 3 materi diantaranya ; Deteksi Dini Autism dan intervensinya (Dr. Handoyo MPH dari AGCA Center, Feeding (Pengenalan Makan) oleh Elfa Sitiku dari Ikatan Okupasi Terapi Surabaya, dan Advokasi Sadar Autisme oleh Asteria dari ASA Surabaya.
“Seminar ini ini tak hanya bertujuan memberikan pengajaran namun sekaligus bagian dari Training Of Trainer (TOT) pada pola didik dan asuh para Bunda PAUD”, ungkap Chusnur.
Ia menambahkan bahwa pentingnya deteksi dini terhadap anak Autis dapat dilakukan sejak usia 2 tahun atau saat usia PAUD. Hal ini adalah sebuah upaya pengenalan terhadap autisme secara bertahap kepada masyarakat luas.
Ada beberapa model keberbutuhan khusus yang mirip dengan Autisme, dan hal ini perlu dicermati secara seksama. Sebut saja ADD/ADHD (Attention Deficite Hiperactive Disorder) dan sindrom Asperger memiliki kesamaan dalam beberapa hal dengan Autisme, seperti kesulitan dalam berinteraksi secara sosial. Namun meski demikian keberbedaan tersebut pada dasarnnya memiliki kekhasan tersendiri. (Humas Dispendik Surabaya)