Pelaksanaan ujian sekolah (US) tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah (M) tinggal menunggu waktu, namun berbagai upaya telah dipersiapkan sejak sedini mungkin baik oleh guru, sekolah maupun Dinas Pendidikan Kota Surabaya (Surabaya), salah satunya yakni dengan menyiapkan pedoman kisi-kisi soal US/M .
Sebanyak 11 tim Kelompok Kerja Guru (KKG) yang terdiri dari mata pelajaran (mapel) PPKn, IPS, PJOK, Seni Budaya dan Prakarya, Bahasa Jawa, Bahasa Inggris, Agama Katolik, Agama Kristen ditambah tiga mapel utama US/M matematika, IPA, dan Bahasa Indonesia melakukan penyusunan sekaligus melakukan review kisi-kisi soal US/M.
Plt. Kepala Bidang Sekolah Dasar Drs. Sudarminto, M. Pd menuturkan menurutnya evaluasi yang baik harus menggunakan alat evaluasi yang tepat dan perlu di lakukan review secara terus menerus sehingga menghasilkan hasil yang optimal.
“UASBN adalah kegiatan rutin tahunan, sehingga diharapkan para guru dapat mempersiapkan dengan matang”, ujar Sudarminto ketika membuka penyusunan kisi-kisi SD di ruang Ki Hajar Dewantara, pagi tadi Selasa (24/01).
Sudarminto menambahkan, bahwa tugas para guru dalam melakukan penyusunan soal ialah bagaimana menerjemahkan kisi-kisi kedalam bentuk soal sehingga verifikasi yang dilakukan menghasilkan soal yang benar-benar qualified.
Mantan Kepala SMAN 16 tersebut juga berujar bahwa didalam merakit kisi-kisi soal US/M apapun bentuknya harus tulus dan ikhlas sehingga memperoleh hasil yang masksimal demi anak-anak kita sehingga dapat meraih hasil USBN terbaik se-Jatim.
“Teman-teman tetap fokus disini agar menghasilkan soal yang bermutu”.
Di tempat yang sama, Kasi Kurikulum Sekolah Dasar Munaiyah menjelaskan kisi-kisi yang sudah tersusun akan dipergunakan sebagai pedoman penyusunan soal-soal ujian sekolah. Tim penyusun kisi-kisi akan menjadi fasilitator pada saat penyusunan soal ujian di lapangan.
“Master US yang tersusun akan diserahkan ke kepala sekolah”.
Sementara itu, Budiarti tim KKG mapel Bahasa Inggris menerangkan bahwa dalam melakukan penyusunan kisi-kisi US/M hal yang pertama dilakukan yakni memetakan kompetensi dasar (KD) pada kelas 4,5, dan 6 kemudian menyusun indikator baru mulai melakukan penyusunan soal.
“Pada awalnya memang mengalami kesulitan dalam membimbing para fasilitator, namun setelah dijelakskan secara detail per KD barulah mereka paham dan segera melakukan penyusunan kisi-kisi”.
Budiarti berharap agar para fasilitator ini ketika terjun ke lapangan memilii rasa percaya diri dalam melakukan penyusunan soal-soal US dilapangan, baik itu soal pilihan ganda ataupun esai. (Humas Dispendik Surabaya)