Sejarah perlu untuk diwariskan kepada generasi muda. Untuk menumbuhkan semangat kebangsaan dalam diri anak-anak muda Surabaya, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar sekolah kebangsaan.
Kali ini kegiatan tersebut digelar di Rumah Haji Oemar Said Tjokroaminoto, Jalan Peneleh VII, Selasa (8/11).Hartoyik, Ketua LVRI Surabaya menceritakan sejarah HOS Tjokroaminoto. rumah tersebut menjadi tempat belajar para tokoh – tokoh yang menjadi besar kemudian hari seperti Kartosuwiryo, Musso dan salah satunya adalah presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno.Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini dalam wawasan kebangsaannya mengungkapkan bahwa, ketika para tokoh – tokoh nasional tersebut belajar, mereka semua belajar dalam keterbatasan.
“Di rumah ini anak-anak, tokoh – tokoh nasional termasuk presiden pertama Indonesia belajar. Tanpa kasur, tanpa jendela” ujarnya.
Risma – panggilan akrab Tri Rismaharini – menegaskan, jika pada kondisi serba keterbatasan saja para tokoh nasional tersebut mampu membawa Indonesia merdeka, para pelajar di era sekarang seharusnya mampu lebih baik lagi. Jadikan semangat perjuangan.
Wali Kota perempuan pertama dalam sejarah Surabaya tersebut mengimbau kepada ratusan pelajar agar tidak malas dan terus bekerja keras. Jangan sampai perjuangan para pahlawan diisi dengan malas – malasan.
Risma mengungkapkan, tantangan para pemuda sangat berat kedepan, harus terus berusaha dengan keras. Menurutnya, para pemuda adalah tiang negara, jika rapuh maka negara ini akan hancur. Semua anak bisa dan memiliki kesempatan yang sama, kuncinya adalah mau atau tidak.
Kesempatan tersebut juga digunakan oleh wali kota yg meraih penghargaan alumnus terbaik The Institute for Housing and Urban Development Studies (IHS) tersebut untuk sebaik mungkin memanfaatkan waktu, tidak sombong dan tidak cepat untuk puas diri. (Humas Dispendik Surabaya)