Selama dua hari (18-19 September) Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya adakan seleksi calon dewan pendidikan kota surabaya, acara tersebut berlangsung di aula atas kantor Dispendik Surabaya.
Dari 84 peserta yang mendaftar secara online via dispendik.surabaya.go.id, tinggal 54 peserta yang lolos administrasi guna tahap pemaparan gagasan dan wawasan yang langsung dinilai oleh tim seleksi dewan pendidikan kota surabaya yang diketuai oleh Prof. Dr. Muchlas Samani dan beranggotakan Prof. Dr. Zainuddin Mailki, Dr. Seger Handoyo dari Fakultas Psikologi Unair, Dr. Agus Widiyatarma dari Ombudsman RI, serta Deni Wicaksono dari Komisi Pelayanan Publik (KPP).
Muchlas menjelaskan mereka yang masuk nominasi adalah orang-orang yang berkomitmen pada dunia pendidikan, khususnya di Surabaya. Mantan Rektor Unesa tersebut menjelaskan tim seleksi terdiri atas orang-orang yang independen. “Jadi, tidak ada titipan-titipan atau penetapan calon anggota dewan yang tidak melalui proses seleksi”, tuturnya.
Sementara itu, Zainuddin Maliki, mengungkapkan sebagian pendaftar yang tidak lolos seleksi administrasi karena tidak menyerahkan esai tentang pandangan visi pengembangan dunia pendidikan surabaya ke depan.
Hj. I. G. Ayu Nitya Dharmani, SST, SE, MM salah satu peserta yang memiliki profesi sebagai dosen menjabarkan salah satu upaya dalam meningkatkan mutu serta kualitas pendidikan di Surabaya ke depan perlu memperhatikan kearifan lokal serta penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat agar mereka dapat memiliki kemampuan yang sama dalam semua bidang.
Kasi Kesiswaan Dikmenjur Aries Hilmi, SSTP yang turut mendampingi jalannya seleksi calon anggota dewan pendidikan menjelaskan bahwa dalam memaparkan gagasan dihadapan tim juri, para peserta juga dibatasi oleh waktu yang ditayangkan dengan menggunakan timer. “Jadi para peserta juga perlu memperhatikan waktu pemaparan, karena hal tersebut juga menjadi salah satu indikator penilaian tim juri”. (Humas Dispendik Surabaya)