Peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di Surabaya terus di tingkatkan Dinas Pendidikan (Dispendik), salah satu satunya yakni dengan menggelar kegiatan workshop manajerial sekolah inklusi.
“Sebanyak 50 kepala SD inklusi mengikuti kegiatan ini selama dua hari (4-5 Oktober 2017,red)”, ujar Kepala Bidang Sekolah Dasar Agnes Warsiati, pagi tadi Rabu (04/10) di aula Bung Tomo.
Agnes mengungkapkan workshop ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan wawasan tambahan kepada kepala sekolah dalam memberikan pelayanan pendidikan kepada anak berkebutuhan khusus (ABK).
Pada kesempatan ini, Kadispendik Surabaya Ikhsan berpesan agar para kepala sekolah fokus mengikuti pelatihan sehingga ilmu yang mereka dapatkan setelah mengikuti pelatihan dapat bermanfaat dalam memberikan pelayanan siswa ABK di sekolah masing-masing.
Sementara itu, pakar pendidikan inklusi Sujarwanto mengungkapkan Surabaya telah menjadi jujugan bagi daerah-daerah lain untuk belajar pendidikan inklusi untuk itu peningkatan mutu dan kualitas pendidikan inklusi harus terus ditingkatkan.
Dosen sekaligus Dekan FIP UNESA tersebut menuturkan bahwa dalam memberikan pelayanan pendidikan inklusi kepada siswa ABK, para guru harus terlebih dahulu mengetahui karakteristik ABK.
“Guru harus mengenal karakteristik anak sehingga nantinya dapat disesuaikan metodologi pembelajarannya”.
Ia menerangkan ada 10 jenis ABK diantaranya, lambat belajar, berkesulitan belajar, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, gangguan emosi dan perilaku, fisik/motorik, gangguan intelektual, anak dengan gangguan autistik, berkelainan majemuk, dan anak berbakat. (Humas Dispendik Surabaya)