Masa anak usia dini merupakan masa-masa emas (golden age) dalam perkembangan pertumbuhan optimal guna menuju gerasi sehat berprestasi. Oleh karena itu dibutuhkan andanya asupan gizi yang sehat dan seimbang.
Peran penting para pendidik, khususnya para pendidik PAUD dan TK menjadi ujung tombak dalam memberikan pengetahuan serta membimbing para siswa guna menciptakan para calon-calon penerus bangsa yang tidak hanya pandai secara keilmuan namun juga memiliki fisik yang sehat baik secara jasmani maupun rohani.
Bersama Poltekkes, Dinas Kesehatan Kota Surabaya, dan Dispendik lakukan seminar edukasi mengenai jajanan dan sarapan sehat kepada 300 para pendidik PAUD dan TK se-Surabaya. Acara yang mengusung tema “Sarapan Sehat dan Jajanan Aman Menuju Generasi Sehar Berprestasi” berlangsung di gedung Wanita, Kamis (17/03).
Pembantu Direktur I Poltekkes Winarko menyampaikan saat ini gizi dipandang bukan hanya berdasarkan kesehatan makanan saja, namun aspek yang terkandung didalamnya harus memenuhi kucukupan gizi yang diperlukan tubuh terutama pada masa-masa pertumbuhan anak. Sarapan menjadi titik poin penting sebagai peningkat konsentrasi para siswa dalam belajar di sekolah. Untuk itu melalui seminar ini merupakan sebuah edukasi kepada para pendidik PAUD dan TK agar dapat mengajari para siswa akan pentingnya sarapan pagi dan gizi sehat.
“Para pendidik harus mengetahui asal-usul makanan yang biasa dikonsumsi anak didiknya agar terjaga kesehatannya”.
Sekretaris Dispendik Drs. Aston Tambunan, M. Si berujar para pendidik PAUD secara bertahap telah dibekali berbagai macam pelatihan mulai tingkat dasar, lanjutan. Saat ini Dispendik tengah mempersiapkan pelatihan tingkat mahir dalam rangka meningkatkan kompetensi mengajar mereka.
Reisi Nurdiani dari Pergizi Pangan ITB mengungkapkan begitu pentingya sarapan sehat untuk menunjang berbagai aktifitas yang dilakukan oleh anak. Menurutnya, sarapan yang sehat ialah kegiatan makan dan minum yang aman dan bergizi di pagi hari menjelang sekolah atau bekerja sebelum pukul 09.00 pagi guna memenuhi gizi harian 15-30 persen dari kebutuhan gizi harian.
Sementara itu, Uswatun dari PPT Bougenvile Siwalankerto mengaku mendapatkan manfaat ilmu mengenai pengetahuan jajanan dan sarapan sehat yang rencananya akan ia terapkan untuk memberikan edukasi kepada para peserta didiknya.
“Selain menambah wawasan pengetahuan, kita juga tahu akan pentingya sarapan pagi”. (Humas Dispendik Surabaya)