Setelah kemarin (30/08) puluhan berkas yang dikirim oleh para siswa menjalani proses penilaian hari ini (31/08) sebanyak 224 pelajar dari berbagai jenjang mulai ikuti seleksi tes tulis pelajar pelopor 2016. Tes tulis yang berlangsung tiga sesi berlangsung gedung aula Bung Tomo kantor Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya.
“Sesi pertama dimulai pukul 09.00-10.30, dan kemudian dilanjutkan pada sesi II dan III”, tutur Retnowati, S. Sos Kasubag Umum dan Kepegawaian Dispendik.
Retno mengungkapkan, bahwa tahun ini ada lima issue yang diangkat diantaranya, Literasi Teknologi Informasi, Nasionalisme, Pendidikan Kewirausahaan, Kepedulian Sosial serta Kepedulian Lingkungan.
Setelah mereka menentukan tema yang diangkat, kemudian membuat portofolio dan karya tulis yang berisi tentang pengalaman pribadinya tentang kegiatan kepeloporan yang dilakukan. Setelah itu barulah para siswa calon pelajar pelopor tersebut mengirimkan berkas ke Dispendik untuk dilakukan seleksi.
“Seleksi berkas difokuskan pada Kelengkapan berkas, Kelayakan, dan Kebenaran”.
Martadi, salah seorang juri pelajar pelopor menyampaikan tahun ini ada beberapa perubahan dalam lomba pelajar pelopor. Pertama, kriterianya ditambah ada karya tulis terkait kepeloporan, kemudian ada kategori SD dan umum. Menurutnya, perubahan tersebut menyesuikan perubahan kriteria lomba tingkat nasional.
“Test seleksi meliputi dokumen portofolio, test tulis, apabila peserta lolos kedua test tersebut selanjutnya akan mengikuti seleksi wawancara”.
Martadi juga berujar bahwa berdasarkan hasil seleksi yang masuk terdapat sekitar 230 pendaftar yang mengirim dokumen portofolio utk semua kategori.
“Jumlah tersebut kedepan perlu lebih ditingkatkan lagi baik secara kualitas maupun kuantitas”.
Ada beberapa cara untuk meningkatkan animo pelajar yakni melalui berbagai bentuk kegiatan, seperti sosialisasi secara lebih meluas dan masif dengan melibatkan pemenang pelajar pelopor, melakukan pembinaan di masing-masing sekolah sehingga jumlah peserta semakin banyak dan jumlahnya seimbang baik untuk jenjang SD-SMP-SMA/SMK dan umum.
“Kategori umum tahun ini paling sedikit peminatnya, demikian juga pelajar SMK yang ikut jumhlanya masih terbatas”.
Sementara itu, Kadispendik Surabaya Dr. Ikhsan, S. Psi, MM menerangkan bahwa melalui pelajar pelopor siswa Surabaya berhasil menorehkan prestasinya di tingkat nasional. Menurutnya, dalam forum anak nasional dua yang diselenggarakan beberapa waktu lalu oleh oleh Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlinduangan Anak (KPPPA) dua pelajar asal Surabaya dinobatkan sebagai Tunas Muda Pemimpin Indonesia (TMPI) 2016. Mereka ialah Angelia Wahyu Kartika Budiarti dari SMPN 3 dan Wilson Tirta dari SMP dari Gloria.
“Kita akan terus mendorng potensi anak, baik dalam hal kepeloporan maupun di bidang akademiik ataupun non akademik”. (Humas Dispendik Surabaya)